Next Post

150 Desa di Majalengka Belum Tersentuh Internet, Program Desa Digital Sulit Diakselerasi

Bupati Majalengka Karna Sobahi Oki

 

MAJALENGKA –

Sebanyak 150 desa di Kabupaten Majalengka terdata belum terjangkau jaringan internet. Kondisi geografis Majalengka ditenggarai jadi penyebab mengapa provider atau penyedia jasa layanan internet belum bisa menjangkau seluruh wilayah, terutama di pelosok.

Kondisi ini diakui Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) Kabupaten Majalengka, Maman Sutiman menyulitkan Pemkab Majalengka melakukan akselerasi program desa digital. Padahal kebutuhan jaringan internet saat ini cukup penting untuk mempermudah proses pelayanan publik.

Maman mengungkapkan, pelayanan publik konvensional sudah harus beralih berbasis digital. Selain responsnya cepat, pelayanan berbasis digital dinilai efektif dan efisien. Namun pada pelaksanaannya belum semua desa di Majalengka dapat melakukan program tersebut lantaran terkendala instalasi internet yang belum menjangkau semua desa khususnya di wilayah terpencil bagian selatan.

Dari total 334 desa dan 13 kelurahan di Kabupaten Majalengka, kata Maman, 150 desa di antaranya belum terkoneksi jaringan internet. Sementara, program Desa Digital menuntut semua desa harus terfasilitasi jaringan internet guna pelayanan berbasis digital.”Sejauh ini masih ada 150 desa yang belum terkoneksi jaringan internet,” ungkapnya, Kamis (4/4/2019).

Ke-150 desa itu, terangnya, terletak di kawasan selatan Kabupaten Majalengka. Kawasan tersebut memiliki kontur tanah bergunung sehingga mengakibatkan perusahaan provider internet enggan membangun jaringan internet di sana.

Menurut Maman, masyarakat desa saat ini sudah harus melek teknologi. Terlebih, saat ini bergulir program pelaporan berbasis digital menggunakan layanan sms dan telpon gratis. “Misal jalan rusak sampai bencana alam, harus segera dilaporkan sebagai bentuk pelayanan kepada masyarakat. Ini kan butuh jaringan internet untuk pelaporan cepat,” tukasnya.

Kendati demikian, masyarakat masih dapat mengakses internet melalui data selular. Namun itupun hanya beberapa jaringan selular saja karena terbatasnya tower atau pemancar signal.

Muhammad Jaenudin misalnya, pemuda asal Desa Sukamaju, Kecamatan Majalengka harus merogoh kocek lebih dalam untuk membeli paket internet. Pasalnya di desa yang ia tinggali hanya ada dua jaringan data selular dan itupun masih 3G sehingga lambat.

“Tidak ada pilihan paket data, selain mahal juga akses internetnya yang lambat karena belum H+ apalagi 4G,” ungkapnya.

Ditambah lagi, pekerjaan sampingannya sebagai bloger dan youtuber. Dia membutuhkan aksea internet yang cepat dengan kapasitas besar. Tidak heran jika untuk mengupload file dirinya harus ke Majalengka dan memakai Wifi. “Kadang-kadang kalau upload dengan ukuran file besar harus ke Majalengka untuk menggunakan wifi kampus,” terangnya. (Oki)

indramayujeh

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Newsletter

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit.

762ba2bf06f1b06afe05db59024a6990

Recent News