Next Post

Gelar Rakorda, Ini Sejumlah Usulan WAMTI Indramayu Soal Pertanian

INDRAMAYU, –

Pengurus daerah Wahana Masyarakat Tani dan Nelayan Indonesia (WAMTI) Kabupaten Indramayu menggelar rapat koordinasi daerah (Rakorda) pertama di aula BPP Lohbener, Kabupaten Indramayu pada Sabtu (23/01/2021).

Dalam rakorda ini dibahas mengenai sejumlah isu strategis pertanian dan nelayan di Kabupaten Indramayu. Dalam rakorda ini dihadiri pengurus dan anggota WAMTI Kabupaten Indramayu.

Ketua WAMTI Kabupaten Indramayu, Wawan Sugiarto, ST.P mengatakan dalam rakorda dihasilkan sejumlah usulan strategis terkait dengan pembangunan di sektor pertanian dan kelautan di Kabupaten Indramayu, untuk peningkatan kesejahteraan para pelaku utama usaha pertanian dan kelautan.

Berdasarkan analisa, diskusi, yang berkembang pada Rakorda ke 1, Wamti Indramayu tahun 2021, maka ada beberapa isu strategis diantaranya :

1. Kesuburan tanah semakin menurun, penggunaan pupuk kimia yang berlebihan, akan menyisakan zak kimia dalam tanah, yang akan mengikat tanah menjadi lengket dan tidak menjadi gembur lagi, kondisi seperti ini akan membunuh organisme dan organisme, mengahmbat pelapukan bahan organic, penyerapan hara oleh akar dan akan mengarangi hasil panen. Kondisi tersebut kalau di paksakan akan menaikan biaya operasional bagi petani tentunya kaan mengurangi keuntungan petani. Solusi yang harus di lakukan adalah dengan mengurangi pemakaian pupuk kimia dan menggunakan pupuk organic pembenah tanah, khususnya pada pengolahan tanah.

2. Pembuatan Kawasan Pangan Secara Terpadu dan Terintegrasi, konsep Food Estate yang dicanangkan oleh pemerintah pusat bisa diterapkan di Kabupaten Indramayu dengan memanfaatkan dan mengoptimalkan tanah kehutanan dengan program perhutanan social (PS), labih dari 20.000 Hektare terdapat Kawasan Hutan di Kabupaten Indramayu, bisa dijadikan bahan dasar untuk pembangunan Food Estate yang menggabungkan sector pertanian, perkebunan dan peternakan yang saling terkait, terpadu, sehingga bisa dijadikan sumber peningkatan lumbung pangan nasional.

3. Rehabilitasi Jaringan Irigasi Pertanian, potensi lahan sawah seluas 112.000 Hektare menjadikan Indramayu menjadi lumbung pangan nasional, luasan tersebut menduduki peringkat ke 1 se Jawa Barat dan luasan sawah Jawa Barat peringkat ke 2 secara nasional. Tentunya kondisi tersebut, bisa dipertahankan ketika fungsi jaringan irigasi tetap terjaga sebagai pengambil, penampung dan pembagi ke petak-petak sawah petani. Kondisi jaringan irigasi pertanian perlu mendapat rehabilitasi atau perbaikan, karena kondisi sebagian besar tidak berfungsi atau rusak, khususnya jaringan irigasi tersier.

4. Kekacauan distribusi pupuk bersubsidi, kebutuhan pupuk kimia memang sangat diperlukan untuk pertumbuhan tanaman khususnya padi, dengan penggunaan dan pemakaian sesuai dosis anjuran berdasarkan spesifikasi kondisi tanah di masing-masing daerah. Persoalannya adalah pola dan waktu distribusi tidak sesuai dengan jadwal tanam dan pengawasan yang lemah, sehingga sering kali distribusi pupuk di luar peruntukan dan jadwal tanam. Akibatnya terjadi kelangkaan pupuk, harga mahal dan subsidi tidak sampai ke patani, dampaknya biaya operasional tinggi dan keuntungan berkurang. Solusinya adalah merevitalisasi agen pendistribusi pupuk baik distributor maupun kios.

5. Pemberdayaan Kelembagaan Petani yang masih kurang optimal, upaya peningkatan kapasitas wawasan dan pengalaman petani melalui wadah kelompok tani, sehingga dengan diberbadayakannya kelembagaan petani maka akan hadir perlindungan bagi petani, peningkatan kapasitas petani yang pada akhirnya timbul kreatifitas dan inovasi dari petani dalam upaya peningkatan usaha tani nya. Jika kondisi ini tercipta, maka program dan upaya peningkatan kesejahteraan petani bisa dengan mudah tercapai. Solusinya optimalisasi perda perlindungan dan pemberdayaan kelompok tani.

6. Pendataan petani sebagai pelaku utama, database petani, lahan dan potensi pertaniannya lainya dalam setiap desa masih kurang ajeg, sehingga akan menjadi persoalan bagi pihak yang berkepentingan untuk kepentingan yang lebih luas. Diperlukan registrasi ulang bagi pelaku utama di sector pertanian dan lainnya, untuk memudahkan perhitungan program pengembangan di sector pertanian dan lainnya.

7. Pembangunan Kawasan Agroindustri, potensi pertanian dan kelautan di Kabupaten Indramayu, sangat potensial untuk dikembangkan dan diciptakannya agroindutri, yang dimaksud adalah pendirian industri yang mengolah hasil pertanain, peternakan dan perikanan agar para pelaku usaha mendapat nilai tambah yang pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan para pelaku utama.

8. Pembuatan Kanal Selatan Indramayu, untuk meningkatkan produktivitas pertanian diperlukan sumber air yang memadai, diwilayah selatan indramayu, masih kesulitan petani untuk mendapatkan air, masih pertanian tadah hujan, sehingga diperlukan upaya pembuatan kanal selatan indramayu yang menghubungkan sumber air Waduk Jadi Gede dengan Waduk Jatiluhur.

“Apa yang kita hasil dalam rakorda ini, sebagai upaya kontribusi pemikiran untuk mendorong dan mendukung pemerintah daerah dalam upaya akselerasi serta mengejar ketertinggalan pembangunan di bidang pertanian dan kelautan di Kabupaten Indramayu,” kata dia. (IJnews)

indramayujeh

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Newsletter

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit.

762ba2bf06f1b06afe05db59024a6990

Recent News