Next Post

Mengenal Wawan Purwandi, Anak Desa yang “Ngantor” di Istana (1)

WAWAN -1

INDRAMAYU –

BELAJAR mandiri sejak kecil, tempaan saat masa kecil merupakan satu tahapan hidup yang paling menentukan kearah mana sosok pribadi membentuk dirinya kelak. Di masa-masa ini, seorang anak mulai belajar merambah semua kemungkinan potensi karakter yang bakal menjadi bagian tak terpisahkan dari kepribadiannya kelak ketika dewasa.
Demikian yang dialami Wawan Purwandi. Lahir pada 15 Desember 1979 di desa kecil yang diapit dua sungai kecil dan besar (cimanuk) di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Wawan kecil merupakan anak bungsu dari empat bersaudara yang berasal dari keluarga guru yang sangat sederhana.

Ayah dan ibunya adalah seorang pendidik (guru). Sejak dini dalam lingkungan yang sangat sederhana dan tinggal dikampung kecil, Wawan Purwandi mulai belajar hidup sederhana. Nilai-nilai kesederhanaan inilah yang banyak membentuk karakternya ketika menjejak masa remaja. Di samping kesederhanaan, Wawan kecil memahami cara hidup mandiri. Tradisi dalam keluarga memang senantiasa menekankan kemandirian tersebut. Tidak mengherankan dalam sosok Wawan Purwandi, karakter kemandirian ini demikian tertanam kuat.

“Orang tua mengajarkan saya untuk bisa mandiri. Didikan ini dilakukan sejak kecil,” kata Wawan.

Memasuki Sekolah Dasar (SD) Gedangan I Kertasemaya Kabupaten Indramayu di tahun 1985, wawan kecil menjejak dunia kreativitas seorang anak. Dimasa ini, semua potensi kreativitas serta Jiwa kepemipinannya mulai menemukan saluran untuk bertumbuh. di sekolah dasar, Wawan kecil sering tampil dalam pada setiap kegiatan perlombaan. Tidak seperti anak seusianya yang pada umumnya tidak percaya diri (minder), Wawan kecil justru telah menemukan rasa kepercayaan diri yang kuat. Begitu pula dengan jiwa kepemimpinannya yang mulai mekar saat dia sering dipercaya menjadi komandan upacara di sekolahnya.

Hal itu menjadi nilai plus dari anak seorang guru yang didik penuh dengan kedisiplinan dan tanggung jawab dikeluarganya. Dimasa ini pula, wawan banyak menemukan ruang-ruang makna hidup dengan segala dimensinya. Kesabaran, kejujuran, jiwa toleransi, kesetiakawanan serta kepedulian terhadap sesama merupakan embrio yang membentuk karakternya hingga kini. Dalam sifat kesabaran ini, wawan banyak memperoleh pembelajaran dari sosok ayahnya. Kesabaran merupakan ‘akar’ kehidupan yang menurut ayahnya mampu membuat kita utuh dalam kemanusiaan sekaligus ‘guyub’ dalam rasa keimanan kepada Allah SWT.

Dalam nilai kesabaran ini termuat demikian banyak potensi nilai hidup yang bisa lahir darinya seperti, rasa syukur, rendah hati, tidak ambisius namun pantang menyerah menghadapi segala tantangan dan hambatan hidup. Dengan kata lain, kesabaran merupakan nilai-nilai Islami yang memang identik dengan keikhlasan itu sendiri.

Dalam hal mata pelajaran di Sekolah, Wawan kecil juga sudah menunjukan potensi kecerdasannya yang bakal tumbuh subur kelak. Wawan kecil cukup menonjol di berbagai bidang pelajaran, khususnya pelajaran Agama. Di sekolah, wawan kecil masuk dalam kelompok 3 besar murid-murid terpintar. (Bersambung)

indramayujeh

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Newsletter

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit.

762ba2bf06f1b06afe05db59024a6990

Recent News