Next Post

Terkait Perusakan Logo L-Musentra, Istri Wakil Ketua Jamantra Minta Maaf

Islah Perusakan Logo L-Musentra Jamantra

 

INDRAMAYU –

Lembaga Musik Seniman Pantura (L-Musentra) dan Jawara Seniman Pantura (Jamantra) sepakat berdamai atau islah atas kisruh yang terjadi di antara anggota dari kedua lembaga seniman itu di aula Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Indramayu, Senin (18/3/2019).

Upaya damai yang dimediasi pihak Disbudpar Indramayu itu untuk menyelesaikan kisruh akibat perusakan terhadap logo L-Musentra yang terpasang di kaca belakang mobil milik Ketua L-Musentra Kabupaten Subang, Baduy oleh anggota lembaga seniman Jamantra, Susi, Jumat (15/3/2019) lalu.

Ketua Bidang Advokasi L-Musentra H. Ares Papih Supriyandi berharap, peristirwa tersebut menjadi pelajaran agar ke depan tidak terulang kembali kejadian yang sama. “Apalagi menyangkut organisasi,” katanya, seusai islah.

Kejadian ini berawal saat Baduy bersama istrinya menghadiri undangan ulang tahun anak dari pasangan suami istri Mugiyono dan Susi yang keduanya merupakan anggota Jamantra di Desa Bogor, Kecamatan Sukra, Jumat (15/3/2019).

Tindakan perusakan logo L-Musentra dilakukan di rumah sang pengundang acara, Susi. Istri dari Mugiyono itu merobek logo lembaga seniman yang tak sama dengan lembaga seniman yang mewadahi dirinya. “Logo L-Musentranya langsung ini teh Susi sama suaminya marah-marah langsung nyobek logo L-Musentra itu,” ungkap Ares.

Dia mengakui, perusakan hanya di sebagian dari logo tersebut. Selain itu, pelaku juga mencoba untuk memprovokasi anggota L-Musentra yang mendapatkan perlakuan tindakan tidak menyenangkan itu untuk mundur dari keanggotaan L-Musentra yang dipimpin oleh Abdulgani sebagai ketua umumnya.

Namun, selang beberapa waktu kemudian setelah tindakan itu dipersoalkan, pelaku perusakan belum mau meminta maaf kepada pihak L-Musentra. Permintaan maaf masih enggan keluar dari pelaku, dan baru terpenuhi melalui damai yang difasilitasi oleh Disbudpar di aula kantor tersebut, Senin (18/3/2019). “Ya akhirnya baru hari ini ketemuan, islah (damai),” kata Ares.

Sementara itu, pihak pelaku, Mugiyono, yang juga Wakil Ketua Jamantra itu menyatakan ketersediaannya meminta maaf kepada L-Musentra. Permintaan maaf mendapat sambutan yang baik dan keluasan hati dari pihak L-Musentra.

Mugiyono mengaku, hal seperti itu mestinya tidak terjadi di antara dua lembaga seniman Pantura itu. Bahkan mestinya sesama seniman harus mampu bersatu untuk mengangkat seni-seni daerah. “Karena seniman di Indramayu ini adalah sebagai tolok ukur,” katanya.

Sedangkan dari Disbudpar Indramayu sebagai mediator yang diwakili Kepala Seksi Kesenian dan Tenaga Kebudayaan, Asep Ruchiyat Sumantri, S.Sn mengatakan hal itu telah mencair melalui islah dengan mempertemukan keduanya.

Menurutnya, kejadian tersebut hanyalah masalah yang timbul akibat miskomunikasi atau kurangnya komunikasi antara kedua pihak lembaga tersebut. “Kang Mugi beserta istrinya sudah memohon maaf. Kemudian pihak L-Musentra juga telah memaafkan dan Alhamdulillah keduanya sudah islah,” katanya.

Asep berharap, hal semacam itu tidak perlu tidak terulang kembali di masa yang akan datang. Untuk selanjutnya, persoalan di antara dua organisasi seniman yang mungkin memiliki visi dan misi yang berbeda sekalipun tidak perlu terjadi lagi. “Sehingga yang penting kesenian Indramayu, musik pantura, terus mem-booming (besar),” pungkasnya.

Sebagai bentuk keseriusan permintaan maaf, Susi membuat pernyataan tertulis mengakui dan menyesali atas perbuatannya dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya yang tidak terpuji itu. “Saya menyadari dan tidak akan mengulangi lagi perbuatan yang melanggar hukum dan dan merugikan lembaga lain yaitu L-Musentra,” kutip sebagian pernyataan Susi yang disaksikan kedua belah pihak. (Rohman)

indramayujeh

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Newsletter

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit.

762ba2bf06f1b06afe05db59024a6990

Recent News