INDRAMAYU –
Badan pengawaslu Pemilu (Bawaslu ) Kabupaten Indramayu merilis sejumlah pelanggaran pemilu dalam pileg dan pilpres 2019 lalu. Berdasarkan data dari Bawaslu Indramayu, 87,4 persen pelanggaran pemilu terjadi saat masa kampanye berlangsung.
“Tahapan masa kampanye terbuka menjadi yang paling dominan terjadinya pelanggaran pemilu. Mayoritas pelanggaran kampanye baik parpol maupun caleg dilakukan pada periode masa kampanye,” ujar Ketua Bawaslu Indramayu, Nurhadi, S.Pd usai kegiatan refleksi tahapan pemilu 2019 yang digelar di Hotel Wiwi Perkasa Indramayu pada, Kamis (29/8).
Nurhadi menambahkan, selain masa kampanye yang menjadi periode yang sangat rawan pelanggaran, saat pileg dan pilpres 2019 lalu, ada fenomena unik yang terjadi di Kabupaten Indramayu. Alat peraga kampanye (APK) yang dipasang calon legislatif dalam Pileg 2019, 85 persen menyalahi aturan kampanye.
“Mayoritas APK yang dipasang baik spanduk, baliho dan APK lainnya, melanggar aturan kampanye,” kata dia. Aturan yang dilanggar dalam pemasangan APK diantaranya soal zonasi dan ketertiban.
Bawaslu Kabupaten Indramayu juga berharap dalam kegiatan refleksi ini dapat dijadikan ajang untuk memberikan masukan untuk pola pengawasan pemilu yang lebih efektif dan menekan angka pelanggaran pemilu.
Sementara itu, Sopandi, salah satu tokoh masyarakat menjelaskan, pola pengawasan akan lebih efektif dengan melibatkan jaring-jaring komunitas di tingkat bawah. “Tinggal dilakukan sosialisasi dan pemahaman pola pengawasan, agar komunitas dan elemen di tingkat bawah juga dapat mengedukasi tim sukses caleg atau tim pemenangan parpol di tingkat desa,” kata dia.
Sosialisasi refleksi tahapan pemilu 2019 ini diikuti oleh elemen mahasiswa, komunitas sektoral,akademisi dan lainnya. (*)
