INDRAMAYU –
Panasnya terik matahari dan dinginya embusan angin malam tak menggoyahkannya dari tempat duduk di pos penghitungan arus lalu lintas angkutan Lebaran 1440 H/2019 di Losarang, Kabupaten Indramayu.
Kendaraan dari Jakarta menuju Cirebon maupun sebaliknya yang ditangkap pandangan mata para petugas, diteruskan melalui ketukan jari jemari di atas 8 alat hitung sesuai dengan jenis kendaraanya.
Motor, truk tiga as gandengan kontainer, truk dua as, pikap, bus kecil, bus besar, minibus, sedan dan jeep. Itu semua dilakukan agar diketahui berapa jumlah kendaraan yang melintas di jalur pantura Indramayu. “Jumlah petugas hitung ada delapan orang,” kata Rosid, salah satu petugas hitung.
Kedelapan petugas secara bergiliran terus menghitung selama 24 jam. Dijelaskan Rosid, para petugas dibagi menjadi 2 sif yang terdiri dari 4 orang dan bertugas pada siang dan malam. Untuk pergantian petugas dalam sif yang sama teknisnya kondisional.
“Sudah dua jam menghitung kendaraan, petugas lelah bisa gantian dengan rekan tugasnya,” kata Rosid, mencontohkan teknis pergantian petugas hitung.
Yang paling berat dalam menghitung kendaraan, kata Rosid, adalah jika kendaraan melintas dengan cepat dalam posisi bergerombol atau roda dua tertutup kendaraan roda empat sehingga tidak tertangkap pandangan mata petugas. “Namanya juga manusia,” ucap Rosid.
Salah satu petugas hitung lainya, Kistomo mengungkapkan, tidak perlu syarat khusus untuk menjadi petugas hitung. Meskipun begitu ada beberapa hal yang harus disiapkan sebelum bertugas. “Istirahat yang cukup agar kondisi stamina tetap fit saat bertugas,” tegasnya.
Seusai bertugas menghitung, Kismoto biasanya memilih tidur atau minum kopi saat malam hari. Sehingga manakala rekanya lelah dirinya sigap melakukan bergantian. “Meski bertugas kami tetap berpuasa,” tegasnya. (Nafis)
