Next Post

BTNGC Batasi Pendakian ke Gunung Ciremai, Kuota Hanya 25 Persen

Gunung Ciremai. (Dok Indramayujeh)
Gunung Ciremai. (Dok Indramayujeh)

KUNINGAN – Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (BTNGC) Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, membatasi kuota pendakian ke puncak Gunung Ciremai. Jumlah kuota dibatasi hanya 25 persen dari setiap jalur pendakian, khususnya di Kabupaten Kuningan.

Misalnya, pendakian melalui jalur Linggajati hanya dibuka untuk 57 orang. Kemudian jalur Palutungan sebanyak 124 orang dan jalur Linggasana 54 orang.

Bahkan pada Senin (16/8/2021), tepatnya menyambut momentum HUT ke-76 RI, kuota pendakian di semua jalur sudah penuh. Tercatat, jumlah pendaki yang naik melalui jalur pendakian lingkup SPTN Wilayah I Kuningan sudah mencapai 434 orang.

Jumlah itu merupakan akumulasi sejak dibukanya jalur pendakian Gunung Ciremai pada 10 Agustus 2021. Jalur pendakian dibuka setelah Kabupaten Kuningan menerapkan PPKM Level 3, sehingga ada kelonggaran bagi usaha pariwisata.

Seperti yang terpantau di Jalur Linggajati, sejumlah ranger maupun petugas medis tampak bersiaga melayani kedatangan para pendaki. Setiap pendaki, akan menjalani pemeriksaan kesehatan sebelum menuju perjalanan ke puncak Gunung Ciremai.

Ketua Ranger Pos Pendakian Jalur Linggajati, Barna mengatakan, jalur pendakian mulai aktif dibuka sejak 12 Agustus 2021. Namun jumlah pendaki mulai ramai berdatangan pada tanggal 14 Agustus 2021.

“Karena pandemi, jumlahnya tidak terlalu ramai karena kuota dibatasi 25 persen. Jadi setiap hari hanya sekitar 50 orang,” sebutnya.

Dia menjelaskan, setiap pendaki yang tiba di pos pendakian selalu diingatkan terkait protokol kesehatan. Setelah itu menjalani pemeriksaan kesehatan, setelah sebelumnya melakukan registrasi secara online.

Terkait persyaratan apakah pendaki harus membawa surat bebas COVID-19 ataupun surat vaksinasi, Ia menyebut, tidak ada persyaratan tersebut. “Itu tidak ada,” tukasnya.

Menurutnya, setiap pendaki membayar sebesar Rp 70 ribu dengan pembayaran transfer saat registrasi online. Jumlah itu termasuk untuk biaya pemeriksaan kesehatan dan administrasi di pos pendakian.

“Pendaki juga dari luar Kuningan ada, tadi dari Tanjung Priok dan Bekasi itu ada. Kalau Jalur Linggajati ini termasuk jalur paling ekstrim, jadi kebanyakan pendaki di jalur ini yang sudah senior dan profesional,” pungkasnya. (*)

indramayujeh

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Newsletter

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit.

762ba2bf06f1b06afe05db59024a6990

Recent News