Next Post

Fakta Sejarah, Ternyata Cirebon Proklamasikan Kemerdekaan RI Lebih Cepat

17082019-Sutan Sjahrir 1

 

CIREBON –

tidak banyak yang tahu, ternyata Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pertama kali dibacakan di Cirebon. Proklamasi Kemerdekaan RI di Cirebon dua hari lebih cepat sebelum Proklamasi Kemerdekaan yang dibacakan Presiden Indonesia pertama, Ir. Soekarno di Jakarta pada 17 Agustus 1945.

Oleh karenanya, dibangunlah Tugu Proklamasi yang terletak di perempatan Alun-alun Kejaksan dan Jalan Kartini atau di jantung Kota Cirebon. Tugu berbentuk obelisk atau paku berwarna putih tersebut dibangun pada 17 Agustus 1946, setahun setelah Indonesia merdeka, untuk mengenang peristiwa bersejarah.

Sejarawan Cirebon, Mustaqim Asteja mengungkapkan, berita kekalahan Jepang saat Kota Nagasaki dan Hiroshima dijatuhi bom atom pada 6 dan 9 Agustus 1945, mendorong bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaan.

“Walaupun berita kekalahan Jepang ditutup-tutupi dengan memblokir semua stasiun yang menyiarkan berita kekalahan tersebut. Informasi itu terdengar oleh beberapa tokoh pergerakan nasional, seperti Sutan Sjahrir,” katanya, Sabtu (17/8/2019).

Sutan Sjahrir adalah seorang tokoh pejuang bawah tanah yang selalu memantau pergerakan situasi peperangan tentara Jepang melalui siaran radio.

“Setelah mengetahui Jepang kalah dalam perang Pasifik. Sutan Sjahrir meminta Soekarno untuk segera memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia saat itu juga. Namun, permintaan tersebut ditolak oleh Soekarno. Penolakan tersebut membuat Sutan Sjahrir kecewa,” terangnya.

Pada 15 Agustus 1945, Sutan Sjahrir segera memerintahkan kepada para pemuda agar mempercepat persiapan demonstrasi. Mahasiswa dan pemuda yang bekerja di Domei (kantor berita Jepang) secepatnya melaksanakan instruksi tersebut.

“Namun, Sutan Sjahrir memahami gelagat Soekarno yang tidak sepenuh hati menyiapkan Proklamasi,” ujarnya.

PPKI sebagai badan bentukan Jepang yang bertugas menyiapkan kemerdekaan, tidak menunjukkan aktivitasnya akan berhenti bekerja. Sikap tim Soekarno dan Mohammad Hatta tersebut mengecewakan para pemuda yang sepakat dengan gagasan Bung Syahrir. Sebab, sikap itu berisiko kemerdekaan RI merupakan produk buatan Jepang.

Sutan Sjahrir akhirnya meminta Dr. Soedarsono yang kala itu menjabat sebagai Kepala Rumah Sakit Kesambi atau yang sekarang menjadi RSUD Gunung Jati, untuk memproklamasikan Kemerdekaan di Alun-Alun Kedjaksan Kota Cirebon.

“Kemudian, para pemuda di Cirebon hari itu tanggal 15 Agustus 1945, di bawah pimpinan Dr. Soedarsono, mengumumkan proklamasi versi mereka sendiri,” katanya.

Proklamasi Kemerdekaan pun akhirnya dibacakan Dr. Soedarsono. Namun, tentang bagaimana isi teks proklamasi Alun-Alun Kedjaksan (Kejaksaan) sampai kini belum diketemukan dokumennya.

Peristiwa tersebut diketahui dari beberapa sumber catatan sejarah setempat dan sumber lisan dari tokoh Cirebon, pada 15 Agustus 1945. “Dengan disaksikan sekitar 50 orang, Dokter Sudarsono mencetuskan Proklamasi Kemerdekaan di Alun-alun Kedjaksan,” ungkapnya.

Mustaqim mengakui, jika sumber itu benar berarti wilayah Cirebon merdeka terlebih dahulu dari daerah lain. Namun demikian, disepakati secara resmi jiwa dan semangat revolusi berkobar dari semangat Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 yang dibacakan oleh Soekarno dan Mohammad Hatta atas nama bangsa Indonesia, di Pegangsaan Timur 56 Jakarta. (Juan)

 

 

indramayujeh

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Newsletter

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit.

762ba2bf06f1b06afe05db59024a6990

Recent News