INDRAMAYU
Forum Agen BNI 46 Penyalur bantuan pangan non tunai (BPNT) menggelar pertemuan di RM Sekar Wangi Widasari, Kabupaten Indramayu, Kamis (14/01/2020).
Dalam pertemuan ini, sejumlah agen juga mengeluhkan sejumlah persoalan. Melawati, salah satu agen BNI46 dari Kecamatan Bangodua menyoal lemahnya komitmen tenaga kesejahteraan sosial kecamatan (TKSK) berkaitan dengan pengumpulan laporan penyaluran ( form kontrol).
“Kinerja TKSK juga masih belum maksimal,” kata dia.
Sementara itu agen BNI 46 lainnya, Uun menyampaikan keluhannya soal kebebasan dari agen untuk memilih suplier atau pemasok barang-barang sembako untuk BPNT.
“Agen tidak diberi kebebasan memilih pemasok kebutuhan BPNT sesuai keinginan agen. Seharusnya Agen diberikan kebebasan untuk memilih pemasok kebutuhan BPNT secara mandiri. Hal ini kadang bertentangan dengan TKSK dan pihak Kecamatan,” kata dia.
Sementara itu, Kabid Perlindungan dan Jaminan Sosial Dinas Sosial Kabupaten Indramayu, Boy Billy Prima mengatakan pihaknya akan melakukan terobosan baru agar pengawasan penyaluran lebih baik ketika ada penyimpangan.
“Salah satu terobosan adalah agen wajib memberikan nota belanja yang ada stempel basahnya kepada KPM yang mentransaksikan kartu KKS kepada E-waroeng tersebut,” kata dia.
Boy Billy Prima mengatakan bahwa Indramayu berada di peringkat baik dalam realisasi penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) yakni 78,72% dari 208.000 KPM BPNT atau kartu sembako murah.
Terkait pemilihan pemasok sembako dalam BPNT, agen diminta untuk lebih selektif terutama soal legalitas dan ijin dagang dan ijin edar produk tersebut.
Sementara itu ketua forum Agen BNI 46, Saefullah menjelaskan, usulan dan keluh kesah dari agen diharapkan dapat dijadikan bahan evaluasi untuk perbaikan dalam program penyaluran BPNT di Indramayu. “Perbaikan-perbaikan dalam penyaluran BPNT bisa terus dilakukan. Usulan kami diharapkan dapat direspon dengaan baik oleh pemangku kebijakan,” kata dia. (IJnews)
