KUNINGAN –
Sebagian orang mungkin tak menyadari, jika lebah tanpa sengat atau Stingless Bee yang kerap dijumpai bersarang di pinggiran jendela kayu rumah dapat dimanfaatkan. Bahkan, lebah itu bisa dibudidayakan agar menghasilkan madu bernilai ekonomis.
Agar pengetahuan tentang budidaya lebah ini dapat diserap banyak warga, sejumlah mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) memberikan pelatihan tersebut. Mahasiswa IPB tak sendiri, mereka menggandeng Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (BTNGC) Kabupaten Kuningan saat memberi pelatihan kepada warga Desa Sagarahiang Kecamatan Darma Kuningan.
“Tujuan utama pelatihan sebagai langkah awal dalam harmonisasi interaksi masyarakat sekitar kawasan konservasi dan kawasan hutan konservasi. Tujuan khususnya uuntuk membudidayakan stingless bee (lebah tak bersengat) di Desa Sagarahiang, untuk meningkatkan perekonomian masyarakat dan juga membantu terwujudnya pertanian sehat di desa pernyangga TNGC,” kata Kepala BTNGC Kuningan, Kuswandono, Senin (15/7/2019).
Menurutnya, saat ini desa-desa penyangga TNGC sudah ada yang membudidayakan lebah madu secara legal, namun jenis lebah yang dibudidayakan adalah Lebah yang bersengat (Apis sp).
“Untuk Jenis lebah T laeviceps, atau Stingless Bee ini baru sedikit dibudidayakan. Disisi lain ada warga yang sudah mencoba mengembangkan stingless bee, namun karena tidak didukung oleh pengetahuan yang sesuai sehingga lebah-lebah tersebut lepas kembali,” terangnya.
Pihaknya berharap, adanya pelatihan ini dapat menghindari pengambilan koloni alami lebah madu secara liar dari dalam kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai.
“Pelatihan ini selaras dengan 10 cara baru pengelolaan kawasan konservasi, bahwa masyarakat desa penyangga menjadi subyek dalam pengelolaan kawasan. Semoga pelatihan ini mampu mendukung program pertanian sehat yang sedang diterapkan Balai TNGC,” ungkapnya.
Sementara Dosen Pembimbing Mahasiswa IPB, Arzyana Sunkar, melihat, pentingnya pelatihan itu untuk mengenalkan masyarakat pada teknik budidaya yang benar. Sekaligus akan meningkatkan jiwa kewirausahaan dan membentuk karakter masyarakat yang berdaya saing.
“Selain itu, dengan pengetahuan teknik budidaya yang tepat, diharapkan masyarakat akan menjaga kelestarian hutan Taman Nasional Gunung Ciremai,” ucap Dosen dari Departemen Konservasi Sumber Daya Hutan dan Ekowisata IPB itu.
Kawasan hutan TNGC lanjutnya, memiliki potensi pakan stingless bee yang cukup banyak. Masyarakat diharapkan dapat mengurangi penggunaan pestisida kimia dan memanfaatkan stingless bee sebagai polinator biologis yang dapat meningkatkan hasil produktivitas pertanian Desa Sagarahiang. (Andri)