Next Post

Meski Bikin Deg-degan, Kolong Jembatan Maja Lohbener Jadi Jalur ‘Kilat’ Favorit untuk Memutar Arah

30052019-Kolong Jembatan Maja Lohbener Indramayu Nafis (4)

 

INDRAMAYU –

Kolong jembatan Maja di Kecamatan Lohbener, Kabupaten Indramayu jadi jalur alternatif bagi pengendra roda dua untuk memutar arah secara singkat di momen arus mudik dan balik. Untuk sekali melintas tiap kendaraan roda dua diminta membayar uang jasa Rp5.000.

Selain menyiapkan uang, para pengendara roda dua diharapkan tetap hati-hati saat melintas putaran arah di kolong jembatan Maja. Sebab roda rawan tergelincir, selain itu bagian kepala juga rawan kejedot konstruksi jembatan.

Sebab pada dasarnya merupakan lereng bantaran sungai yang disulap menjadi jalur oleh masyarakat sekitar agar bisa dilalui kendaraan bermotor. “Kayu dolken, betek, paku dan terpal,” ungkap Kaslim (41) warga sekitar menjelaskan material yang digunakan untuk membuat jalur alternatif tersebut.

Kayu jati berukuran jari jempol orang dewasa disusun layaknya sebuah jembatan. Kemudian betek yang sudah dilapisi terpal ditancapkan untuk menahan air agar tidak menggenangi susunan kayu jati.

“Modalnya habis jutaan rupiah, apalagi sekarang air sungai banjir,” kata Kaslim menyampaikan alasanya mematok tarif Rp5.000 kepada setiap pengendara yang melintas.

Kaslim mengaku, modal tersebut merupakan hasil patungan bersama masyarakat lainya. Sehingga banyak orang yang membantu para pengendara saat melintas kolong jembatan. “Ada yang ikut mendorong motor, membawa senter di malam hari, hingga menjaga lalu lintas,” terangnya.

Warga lainya Nano (55) menambahkan, jika kondisi sungai kering tidak butuh modal banyak untuk membuat jalan tersebut. Hanya cukup meratakan tanggunl sungai di bawah jembatan. “Bisa langsung dilewati motor, karena tanahnya kering,” ucapnya.

Dalam kondisi sungai penuh air maupun kering, tapi di momen mudik lebaran tiba jalur putar arah tersebut selalu ramai. Dengan tujuan membantu masyarakat yang ingin memutar arah dengan cepat. “Rutin tiap musim mudik lebaran” tandasnya.

Salah satu pengendara motor Dewi (25) mengaku terbantu dengan adanya jalan tersebut karena bisa memangkas jarak dan waktu ke tempat tujuan. Meskipun harus mengeluarkan uang dan membungkukan badan saat melintasi jalur kilat tersebut.

Sebab dibandingkan menempuh perjalanan dengan menggunakan jalur yang ada, Dewi harus menempuh waktu yang lumayan ke Desa Slaur ataupun Desa Pangkalan untuk memutar arah.

“Dag dig dug sih (perasaannya), tapi mau gimana lagi, daripada jauh dan banyak motor pemudik, takut gak bisa mutar arah,” ketusnya. (Nafis)

indramayujeh

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Newsletter

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit.

762ba2bf06f1b06afe05db59024a6990

Recent News