Next Post

Pelaku Penganiayaan Pelajar SMK hingga Tewas di Cirebon Berhasil Ditangkap

Polisi
Petugas kepolisian dari Sat Reskrim Polresta Cirebon, Polda Jabar, berhasil mengungkap kasus penganiayaan seorang pelajar SMK hingga tewas.

Cirebon – Petugas kepolisian dari Sat Reskrim Polresta Cirebon, Polda Jabar, berhasil mengungkap kasus penganiayaan seorang pelajar SMK hingga tewas. Bahkan polisi telah mengamankan 2 orang pelaku berinisial GN (17) dan RS (17) asal warga Cirebon, sedangkan 2 pelaku lain masih buron hingga sekarang, Sabtu (7/1/2023).

Peristiwa tersebut terjadi di Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon, Jabar, pada 30 Desember 2022. Setidaknya ada 4 orang diduga terlibat dalam penganiayaan seorang pelajar SMK hingga menyebabkan kematian.

Kapolresta Cirebon, Kombes Pol Arif Budiman mengatakan, peristiwa berawal dari adanya saling ejek dan saling menantang antara dua geng konten akun media sosial. Dari pengakuan pelaku, sebelum bentrokan terjadi mereka sempat berkumpul dan mengkonsumsi minuman keras kemudian menantang melalui akun medsos.

“Sebenarnya permasalahan yang sepele, kedua kelompok anak-anak pelajar ini saling menantang dari kurang lebih sekitar jam 11 malam. Terus berlanjut sampai dengan COD, istilah mereka bertemu itu. Ketemuan di daerah Talun, kurang lebih jam 5 pagi dan kemudian terjadilah peristiwa penganiayaan pengeroyokan yang mengakibatkan korban meninggal dunia,” ungkapnya.

Dia menjelaskan, masing-masing pelaku berperan melakukan pembacokan dengan menggunakan senjata tajam berupa celurit. Kemudian yang lain melakukan pemukulan dengan menggunakan alat pemukul golf.

“Sebagaimana kita ketahui, korban juga meninggal. Untuk saat ini, seluruh pelaku kita lakukan penahanan guna proses penyidikan lebih lanjut,” imbuhnya.

Atas perbuatan tersebut, pelaku dijerat Pasal 80 ayat 3 Jo Pasal 76 UU nomor 35 tahun 2014 tentang perlindungan anak. Adapun ancaman hukuman pidana penjara paling lama 15 tahun.

Pihaknya mengimbau, agar para orang tua untuk lebih meningkatkan pengawasan terhadap anak-anaknya. Terlebih ketika sang anak berada di luar rumah hingga larut malam, bahkan melampaui jam malam.

“Kita harus melakukan edukasi lebih baik terhadap anak-anak kita, untuk tidak terlibat ataupun menjadi bagian dari peristiwa-peristiwa dimaksud,” pungkasnya. (Joni)

indramayujeh

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Newsletter

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit.

762ba2bf06f1b06afe05db59024a6990

Recent News