Next Post

Penyebab Indonesia Masih Impor Garam Meski Produksi Nasional Meningkat

Garam Petani Cirebon Juan (1)

 

CIREBON –

Tahun 2018 produksi garam nasional menunjukkan angka yang menggembirakan dari tahun sebelumnya. Namun, jumlah produksi garam itu tidak dapat mencukupi kebutuhan industri nasional, sehingga pemerintah harus menutupinya dengan cara impor.

Untuk mengejar kekurangan, pemerintah kini akan menerapkan teknologi Prisma dan telah membuka lahan dengan luas ribuan hektare di lokasi yang memiliki potensi tinggi memproduksi garam. Dua hal ini secara pasti akan mengakhiri ketergantungan Indonesia terhadap garam impor.

Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Alam dan Jasa Kemenko Kemaritiman, Agung Kuswandono mengatakan, produksi garam nasional tahun 2017 sebanyak 2,2 juta ton dan pada tahun 2018 meningkat menjadi 3,2 juta ton. Namun, jumlah itu tidak mencukupi kebutuhan sebanyak 400 industri di Indonesia.

“Indonesia membutuhkan 4,4 juta ton garam untuk industri. Produksi kita baru separuhnya atau sebanyak 2,2 juta ton. Kebutuhan itu belum mencukupi untuk 400 industri nasional,” katanya, Senin (5/08/2019).

Ia melanjutkan, sementara ini kebutuhan garam nasional kebanyakan dipasok dari beberapa daerah yakni dari Pantura, Madura, Indonesia Timur, dan sebagian dari Aceh. “Garam ini untuk bahan baku di hampir seluruh industri di Indonesia,” imbuhnya.

Untuk meningkatkan jumlah produksi garam nasional dan menstabilkan kebutuhan industri, pihaknya telah membuka lahan baru ribuan hektare di Indonesia Timur. “Kita buka ladang garam baru di Timur seluas 3.720 hektar,” ungkapnya. (Juan)

 

 

indramayujeh

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Newsletter

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit.

762ba2bf06f1b06afe05db59024a6990

Recent News