Next Post

Ratusan Santri Rela Antre Mengikuti Gurah Massal

08072019-Gurah Massal Kuningan Andri (1)

 

KUNINGAN –

Ratusan santri dari berbagai pondok pesantren di Kabupaten Kuningan rela antre untuk mendapatkan terapi tradisional gurah. Tak hanya kaum laki-laki, banyak pula santriwati yang memberanikan diri mengikuti gurah massal.

Terapi gurah massal ini digagas Panglima Pagar Nusa Deni Dadawuk dan PC Pencak Silat Pagar Nusa NU Kuningan, bekerjasama dengan Padepokan Cipta Wening Subang Kuningan. Gurah massal ini dilaksanakan di Ponpes Al Anwar Kadugede, baik untuk gurah mata maupun gurah biasa untuk membersihkan lendir di tenggorokan.

“Ada lebih dari 100 orang yang ikut, memang paling banyak itu santri dari beberapa pondok pesantren sebagian ada pelajar dan umum juga. Ini merupakan yang pertama kali, awalnya saya menghubungi Pengasuh Padepokan Cipta Wening Kang Iyan Mukdiana terkait kegiatan Gurah Massal ini,” kata Ketua PC Pencak Silat Pagar Nusa NU, Alfian Fadilah, Senin (8/7/2019).

Menurutnya, terapi gurah ini merupakan salah satu media pengobatan tradisional, untuk membersihkan lendir pada bagian tenggorakan maupun di sekitar mata. Sehingga peserta gurah paling dominan dari santri yang menjadi qori dan qoriah.

“Misalnya gurah mata, saya sendiri ikut dan ini baik untuk kesehatan mata karena dibersihkan dari kotoran. Gurah pada tenggorokan sendiri biasanya untuk mengeluarkan lendir, nantinya dapat menjaga pita suara juga,” ujarnya.

Dia menyebut, khusus bagi qori dan qoriah setelah gurah tenggerokan biasanya harus menghindari makanan berminyak seperti gorengan.

“Minimal biasanya tiga hari, maksimal satu minggu itu tidak boleh makan gorengan maupun es. Tapi kalau hanya untuk kesehatan biar pernafasan lebih lega sih gak papa, yang gak boleh itu bagi yang menjaga pita suara untuk qori maupun qoriah,” terangnya.

Dia menjelaskan, terapi gurah dilakukan minimal dalam satu tahun ini sekali. Sebab informasi dari terapis gurah idealnya memang dilakukan sekali dalam setahun.

“Bagusnya memang satu tahun sekali itu ikut gurah, kalau maksimal ya tiga tahun sekali lah. Karena yang sering pakai motor kan banyak debu yang bisa menempel di mata, apalagi perokok harus juga jaga kesehatan dengan terapi gurah ini,” tambahnya.

Tak hanya gurah massal, pihaknya juga melakukan terapi bekam bagi pengurus Pagar Nusa NU. Kedepan akan dilakukan kegiatan serupa yakni gurah massal dan bekam massal. “Kita juga berencana akan mengadakan gurah massal di setiap pondok pesantren, nanti dipusatkan di salah satu ponpes,” imbuhnya.

Dia menyebutkan, setiap santri membutuhkan waktu sekitar 15 menit saat gurah. Sedangkan orang dewasa khususnya perokok membutuhkan waktu lebih lama sekitar 1 jam.

“Kalau santri itu kan masih muda, istilahnya belum banyak terkontaminasi lah dengan rokok, beda kalau dengan orang yang sudah perokok. Ramuan obatnya untuk gurah juga beda, tergantung dari orang yang ingin gurah itu sendiri,” pungkasnya. (Andri)

 

 

indramayujeh

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Newsletter

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit.

762ba2bf06f1b06afe05db59024a6990

Recent News