Next Post

Saling Klaim 2 Sultan di Keraton Kasepuhan, Sama-sama Siap Tempuh Jalur Hukum

keraton kasepuhan cirebon

CIREBON – Pelantikan perangkat Kesultanan Kasepuhan Cirebon, Jawa Barat, versi Sultan Sepuh Aloeda II Rahardjo Djali pada Rabu (25/8/2021), berakhir ricuh. Kedua kelompok pendukung sultan yang tengah berseteru terlibat aksi saling lempar batu di kompleks Keraton Kasepuhan Cirebon.

Diberitakan sebelumnya terjadi kericuhan di antara kedua kelompok pendukung Sultan Sepuh XV Pangeran Raja Adipati (PRA) Luqman Zulkaedin dengan Sultan Sepuh Aloeda II Raden Rahardjo Djali di Keraton Kasepuhan Cirebon. Aksi saling lempar batu itu terjadi sekira pukul 12.55 WIB, Rabu (25/8/2021).

Pihak kepolisian berusaha meredam. Kejadian saling lempar batu ini berlangsung sekitar setengah jam. Hingga akhirnya petugas kepolisian berhasil meredam suasana. Hingga berita ini dilansir, kepolisian belum memberikan keterangan resmi.

Bentrokan antarkeluarga itu terjadi saat acara pelantikan perangkat Keraton Kasepuhan Cirebon versi Rahardjo yang digelar di Bangsal Jinem Pangrawit. Tepat saat pembacaan naskah pelantikan, beberapa pengikut dan keluarga dari Sultan Sepuh XV PRA Luqman Zulkaedin mendatangi tempat pelantikan.

Rahardjo Djali menyikapi tentang kericuhan yang terkadi antarkeluarga saat pelantikan perangkat kesultanan. Ia menilai kejadian kericuhan merupakan hal lumrah. Dia juga meminta kubu Luqman Zulkaedin untuk menempuh jalur hukum jika merasa tidak puas.

“Bagi kami hal biasa. Ada yang suka dan tidak suka. Kalau tidak suka mari selesaikan secara intelektual. Karena kita ini orang berpendidikan dan bermartabat,” kata Rahardjo.

Rahadjo mengutuk tindakan premanisme. Ia berharap pihak yang tak puas terkait polemik dualisme kekuasaan di Keraton Kasepuhan Cirebon diselesaikan secara jalur hukum. “Mari jangan menyelesaikan masalah secara premanisme. Kalau tidak puas selesaikan jalur hukum,” kata Rahardjo.

Sementara Direktur Badan Pengelola Keraton Kasepuhan Cirebon Ratu Raja Alexandra Wuryaningrat yang merupakan keluarga dari Sultan Sepuh XV menolak pelantikan perangkat kesultanan Sultan Sepuh Aloeda II. Alexandra mengaku kaget dengan kegiatan pelantikan tersebut.

“Kegiatan ini tanpa izin Sultan Sepuh (XV). Di keraton itu sultan cuma satu. Tidak ada sultan dua. Kegiatan yang di keraton harus ada izin dari Sultan Sepuh XV PRA Luqman Zulkaedin,” kata Alexandra.

“Saya sebagai badan pengelola Keraton Kasepuhan berhak menegur mereka. Karena tidak ada pemberitahuan. Kegiatan itu tanpa izin,” kata Alexandra menambahkan. (*)

indramayujeh

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Newsletter

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit.

762ba2bf06f1b06afe05db59024a6990

Recent News