Next Post

Sempat Mati Suri, Produksi Bola Sepak asal Majalengka Kembali Menggeliat

IMG_20210912_Bola Sepak Majalengka

MAJALENGKA – Bergulirnya kembali kompetisi sepak bola profesional di Indonesia menumbuhkan keyakinan di benak para pengusaha bola sepak di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat.

Seperti perusahaan bola di Desa Liangjulang, Kecamatan Kadipaten, Kabupaten Majalengka, sempat merasakan kejayaan pada era 1990-an.

Perusahaan bola milik PT Sinjaraga Santika Sport atau sering disebut Triple S itu, pernah dilibatkan untuk memproduksi bola resmi yang dijual FIFA pada momen Piala Dunia 1998 di Perancis.

Direktur PT Triple S Majalengka, Dinar Tisnawati mengatakan, sejak perhelatan itu, bola sepak Triple S kian meroket di pasar internasional dan diekspor ke berbagai negara.

“Pada saat itu mulai banyak pesanan dari berbagai negara, di antaranya Korea Selatan, Jepang, Malaysia, Belanda, Jerman, Perancis, Kuwait, Brasil maupun negara-negara di benua Afrika” ujarnya, Minggu (12/9/2021).

Tak sampai di Piala Dunia 1998, si kulit bundar buatan Majalengka ini pun terus eksis dalam setiap perhelatan Piala Dunia.

Pesanan bola sepak itu kian meningkat tajam pada ajang Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan dan Piala Dunia 2014 di Brasil.

Bola sepak dari kota angin itu mendapatkan sertifikat dari FIFA, sertifikat ISO 9001:2000, Good Design dari JIKA, dan lisensi dari Community Europe (CE).

“Sejak berdiri dari tahun 1994 sampai tahun 2014 setiap bulan kami ekspor bola sebanyak 10 kontainer,” katanya.

Namun, kejayaan bola Triple S itu, tidak selamanya bisa menguasai pasaran. Pasalnya, sejak tahun 2019 perusahaan bola tersebut sempat mengalami ‘mati suri’ atau vakum produksi.

“Tapi 2014 kami mengalami penurunan (produksi) dan puncaknya di tahun 2019, kami setop produksi atau selama 2 tahun sampai saat ini,” tuturnya.

Akan tetapi, sejak kompetisi Liga 1 Indonesia bergulir kembali pada awal akhir Agustus 2021, harapan untuk bangkit menguat. Perhelatan kompetisi Liga 1 tersebut menjadi angin segar bagi perusahaan bola asal Majalengka.

Pasalnya, bak dapat durian runtuh, sponsor utama Liga 1 Indonesia memesan bola pada PT Triple S, sebanyak 10.000 pieces.

“Ya, dengan adanya Liga 1 Indonesia, kami pabrik bola asal Majalengka ikut diuntungkan, karena alhamdulilah kami menerima orderan langsung bola dari sponsor utama Liga 1, yaitu BRI. Perusahaan kami mendapat pesanan bola, sebanyak 10.000 pieces,” jelasnya.

Bangunnya kembali produksi bola pasca vakum selama dua tahun terakhir. PT Triple S, saat ini baru memproduksi sekitar 5.000 pieces. Sisanya akan diproduksi secepatnya hingga semua karyawan di perusahaannya kembali bekerja.

“Untuk saat ini, kami memproduksinya secara bertahap yang mana sudah 5.000 bola kami produksi dan sisanya menyusul. Baru sebanyak 40 pekerja yang bekerja. Padahal sebelum pandemi ada 500 orang karyawan kami dan di luar pabrik bisa mencapai 3.000 orang,” ucapnya.

Namun demikian, meski mendapatkan pesanan dari sponsor utama Liga 1, Dinar mengatakan, bola produksinya bukan dipakai untuk pertandingan melainkan hanya untuk acara-acara pendukung dan promosi.

Meski bola yang dipesan bukan untuk kebutuhan pertandingan, tetap saja pesanan bola sebanyak 10 ribu pieces ini, bak durian runtuh untuk PT Sinjaraga Santika Sport. “Ya bukan untuk pertandingannya, tapi buat merchandise. Tapi ini resmi pesanan dari sponsor utama BRI Liga 1,” terangnya.

Meski begitu, dengan adanya pesanan dari sponsor utama Liga 1 Indonesia. Pihaknya berharap hal tersebut dapat menghidupkan kembali produksi bolanya.

“Semoga dengan adanya pesanan bola dari Liga 1, kembali menghidupkan produksi kami,” harapnya. (*)

indramayujeh

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Newsletter

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit.

762ba2bf06f1b06afe05db59024a6990

Recent News