Indramayujeh.com, Cirebon-Kabupaten Cirebon, yang memiliki 40 kecamatan, menjadikan Kecamatan Gegesik, Susukan, dan Kapetakan sebagai sentra utama produksi padi. Untuk memastikan hasil panen petani sampai ke konsumen dengan baik, sebuah acara diskusi dan sosialisasi digelar oleh Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon dengan pemateri utama Dr. Surnita Sandi Wiranata, S.E., M.M.
Dalam diskusi, Sandi menjelaskan bahwa pemasaran dan distribusi padi di Cirebon melibatkan banyak pihak, mulai dari petani, pengepul, hingga perusahaan besar atau agen beras. Sistem ini, menurutnya, memengaruhi harga di tingkat konsumen.
“Distribusi padi saat ini masih menggunakan jalur tidak langsung, yang melibatkan banyak pihak dalam rantai pasok. Hal ini sering menambah biaya dan membuat harga beras di pasar menjadi lebih mahal,” ujar Sandi, Rabu (4/12).
Sandi memaparkan bahwa harga padi dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti kualitas produk, musim panen, dan kebijakan pemerintah. Selain itu, biaya transportasi dan promosi juga memiliki peran penting dalam menentukan harga.
“Produk padi yang dikemas ulang oleh perusahaan besar biasanya lebih mahal karena menyasar pasar modern. Sedangkan jalur distribusi langsung ke pengecer lebih dominan di pasar tradisional,” katanya.
Namun, Sandi juga menyoroti keberadaan calo atau tengkulak dalam proses distribusi yang menambah beban harga.
“Calo atau tengkulak sering mengambil keuntungan tambahan yang berimbas pada harga akhir beras di pasaran. Ini adalah salah satu tantangan yang harus segera diatasi,” tandasnya.
Sandi mencontohkan negara-negara eksportir beras seperti Jepang, Thailand, dan Vietnam, yang berhasil menjaga stabilitas harga melalui investasi di riset dan pengembangan varietas unggul. Ia mengungkapkan bahwa riset untuk menciptakan padi yang tahan terhadap perubahan cuaca adalah salah satu kunci untuk meningkatkan produktivitas.
“Kita perlu belajar dari negara-negara tersebut. Mereka berani berinvestasi besar di sektor pertanian sehingga mampu menjaga ketahanan pangan dan mendukung petaninya,” ujar Sandi.
Harapan untuk Distribusi yang Lebih Efisien
Melalui diskusi ini, Sandi berharap pemerintah Kabupaten Cirebon dapat lebih fokus pada upaya efisiensi distribusi padi. Dengan sistem yang lebih sederhana, harga beras di pasar bisa lebih terjangkau tanpa merugikan petani.
“Kita butuh solusi konkret untuk menyederhanakan rantai pasok padi dan mengurangi peran tengkulak. Ini penting untuk menjaga keseimbangan antara keuntungan petani dan daya beli masyarakat,” pungkasnya.(Joni)