Next Post

Upaya Padamkan Karhutla di Ciremai, Boombing Water Baru Sekali Dilakukan

10082019_Boombing Water Karhutla Ciremai

 

KUNINGAN –

Kendati telah mendatangkan Helikopter Boombing Water jenis Bell-412, namun upaya pemadaman kebakaran huta di puncak Ciremai tak begitu mulus. Pasalnya, pemadaman menggunakan boombing air hanya dapat dilakukan satu kali saja.

Kendala yang dihadapi Pilot Capten Agus Rustamaji dan Co-Pilot Capten Priyana yakni kondisi cuaca yang semakin siang justru angin makin bertambah kencang. Ditambah awan tebal yang menyelimuti hampir separuh bagian atas puncak Gunung Ciremai.

Helikopter melakukan take-off dari helipad di Desa Cisantana Blok Palutungan Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan sekitar pukul 14.00 WIB siang. Usai lepas landas, helikopter menuju sumber air di Waduk Darma lalu kembali ke titik api kebakaran dengan melakukan satu kali bom air di ketinggian 9.300 kaki.

“Kita dapat yang paling dekat saja untuk satu lokasi dengan satu kali boombing. Berhubung cuaca gak mendukung, jadi kita stop dulu, itu banyak awan, gelap jadi kita tidak berani masuk, gak boleh lah,” kata Pilot Agus Rustamaji kepada para awak media, Jumat (9/8/2019).

Selain itu lanjutnya, kendala lain yang dihadapi yaitu kondisi angin yang cukup kencang. Sehingga waktu yang paling tepat yakni dilakukan saat pagi hari sekitar pukul 06.00 WIB hingga pukul 08.00 WIB.

“Ya kita mencoba sekali boombing saja, airnya diambil dari Waduk Darma. Cuaca disini makin siang kondisi angin cukup kencang, dan awan tebal bertambah, cukup sulit melihat titik api,” terangnya.

Pihaknya menilai, untuk keselamatan dan menghindari resiko yang cukup tinggi, akhirnya boombing air dilanjutkan esok hari. Walaupun hanya sekali melakukan boombing, namun lokasi jatuhnya air mengenai sasaran sebab sempat melihat kepulan uap air dari titik kebakaran.

“Sia-sia kalau misalnya dipaksakan dengan kondisi seperti itu, tidak padam semua. Paling baik itu pagi, paling terbaik ya jam 06.00 WIB sampai jam 08.00 WIB,” imbuhnya.

Sementara Kepala Pelaksana BPBD Kuningan, Agus Mauludin menyampaikan, bahwa api masih menyala di beberapa titik lokasi dan habitat pohon edelweiss dari ketinggian 2.600 mdpl sampai puncak gunung Ciremai sudah terbakar. Petugas gabungan tersebar di beberapa lokasi seperti lapangan Palutungan, Pos Pantau Puncak Ciremai, Pos Taktis Sanghiyang Ropoh, Pos Logistik Pangguyangan Badak dan Pasanggarahan, Tim Mapping, dan Tim Pemadaman.

“Heli Water Boombing Bell 412SP kapasitas 1.000 liter telah melakukan cek route Palutungan-Waduk Darma-Puncak Ciremai. Lalu mencoba melakukan pengeboman air sebanyak satu kali,” terangnya.

Pihaknya mengaku, beberapa kendala yang dihadapi saat pemadaman yakni lokasi kebakaran berada diatas ketinggian 2.600 mdpl, arah angin berubah-ubah memicu meluasnya kebakaran hutan lahan dan membuat loncatan bara api, serta SDM serta sarana dan prasarana yang terbatas.

“Pemadaman manual masih dilakukan dibantu oleh tim pemantau dari puncak Gunung Ciremai dan Tim Dorongan Logistik,” tutupnya. (Andri)

 

 

indramayujeh

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Newsletter

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit.

762ba2bf06f1b06afe05db59024a6990

Recent News