Next Post

Dompet Dhuafa Pastikan Jaga Kualitas Hewan Kurban di Tengah Wabah PMK

Hewan Kurban Dompet Dhuafa

JAKARTA – Jelang Idul Adha tahun 2022, Dompet Dhuafa kembali akan menggelar aksi bertajuk ‘Tebar Hewan Kurban’ yang ditargetkan dapat terdistribusi hingga ke pelosok negeri di 34 provinsi.

Pada Idul Adha tahun ini, Dompet Dhuafa melakukan proses quality control yang ketat untuk memastikan seluruh hewan kurban dalam kondisi sehat dan terbebas dari penyakit menular.

Tahun ini, Dompet Dhuafa menargetkan terdistribusi 39.000 ekor kurban yang nantinya akan disalurkan ke daerah-daerah yang membutuhkan daging kurban. Dengan kriteria: daerah 3T (Terluar, Tertinggal, Terdepan), daerah yang mengalami defisit daging kurban, daerah pasca bencana.

Dan Dompet Dhuafa akan menyalurkannya dalam bentuk hewan kurban hidup yang nanti disembelih dan didistribusikan berupa daging segar kepada masyarakat. Karena melalui proses ini, Dompet Dhuafa berharap syiar Islam dan syiar kurban bisa terasa di tengah-tengah masyarakat yang membutuhkan.

Selain itu akan timbul suasana guyub antar warga di lokasi pendistribusian. Selain di wilayah Indonesia, Dompet Dhuafa juga akan mendistribusikan ke beberapa daerah di luar negeri, seperti Palestina.

Dompet Dhuafa melalui program Tebar Hewan Kurban membangun sentra ternak. Dengan adanya Sentra Ternak Dompet Dhuafa yang tersebar di 12 provinsi merupakan pemasok utama, hampir 55 persen dari hewan kurban Dompet Dhuafa 2022.

Sentra Ternak atau yang lebih dikenal DD Farm merupakan peternakan terpadu yang terkelola baik dengan melibatkan komunitas peternak lokal. Saat ini DD Farm berada di Sumatera Utara, Riau, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Daerah Istimewa Yogyakarta, Nusa Tenggara Timur hingga Sulawesi Selatan.

Diharapkan dengan adanya sentra ternak tersebut dapat menyalurkan dan meratakan daging kurban ke wilayah 3T (terpencil, tertinggal dan terluar) di Indonesia serta beberapa wilayah di luar negeri.

Pria Sembada, seorang Dosen Institut Pertanian Bogor dalam pemaparannya dalam talkshow Dompet Dhuafa, pada Selasa sore (31/5/2022) mengatakan, Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan bukanlah hal yang baru di Indonesia. Untuk diketahui hingga sekarang sudah 15 provinsi melaporkan adanya kasus PM.

“Kasus PMK yang ditularkan ke manusia itu sangat jarang bahkan tidak ada. Namun, yang menjadi kekhawatiran adalah kita sebagai faktor yang nyatanya kita membantu mempercepat penyebaran terhadap hewan ternak lainnya. Karena dampaknya yang bisa mempengaruhi ekonomi secara langsung dan tidak langsung,” jelas Pria Sembada.

Dampak kerugian PMK ini, kata Pria Sembada, diketahui dalam 1 tahun bisa mencapai USD 1,5-2,5 miliar, seperti peternak banyak yang cepat-cepat menjual hewan ternaknya dengan harga berapapun akibat untuk menghindari terjangkitnya wabah PMK.

Sebagai upaya pencegahan wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak, Dompet Dhuafa melakukan mitigasi bersama mitra pelaksana kurban di lapangan. Salah satunya melalui penyebaran informasi yang akurat kepada peternak terkait identifikasi dan pencegahan.

Peternak juga melakukan koordinasi dengan Dinas Peternakan maupun dokter hewan setempat untuk dapat melakukan tindakan pencegahan dan pengobatan yang tepat. Semoga dengan upaya ini dapat mengurangi pengaruh penyakit mulut dan kuku ini pada kuantitas dan kualitas hewan kurban tahun ini.

“Untuk menjamin kesehatan dan kelayakan hewan kurban kami berkordinasi dengan banyak pihak tentunya. Selain kita memiliki DD Farm di beberapa titik yang tersebar pada 12 Provinsi juga kita bekerjasama dengan dinas kesehatan hewan, petugas keamanan setempat, dan dokter-dokter hewan setempat,” ujar Dian Mulyadi, Ketua Program Tebar Hewan Kurban Dompet Dhuafa.

Hal tersebut, kata Dian Mulyadi adalah upaya mitigasi agar hewan-hewan kurban yang disediakan Dompet Dhuafa layak dan sehat untuk dijadikan hewan kurban pada hari raya kurban nanti. Pun quality control yang dilakukan secara bertahap, mulai dari pembiakan dengan QC (Quality Control) oleh pendamping baik secara fisik, aktivitas, dan medis.

QC (Quality Control) ini dipantau setiap saat oleh mitra pendamping atau kita sebut anak kandang yang akan menjaga dan memantau kesehatan, pakan, kandang, kebersihan dsb. Selain itu kami memberikan sosialisasikan apa itu PMK dan penanggulangannya pada semua mitra baik di DD Farm, maupun peternak lokal bersama Dinas Kesehatan dan Kementrian Pertanian.

“Lalu, kami mengeluarkan buku petunjuk yang sudah mendapat uji kelayakan dari Kementrian Pertanian dan didistribusikan pada seluruh peternak dan mitra. Kami juga memberikan himbauan selalu agar tetap menjaga selalu kebersihan kandang, hewan, dan memastikan di setiap harinya ada pemberian gizi dan vitamin agar hewan ternak sehat dan terhindar dari penyakit dan virus,” ujar Dian Mulyadi.(*)

indramayujeh

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Newsletter

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit.

762ba2bf06f1b06afe05db59024a6990

Recent News