Next Post

Ridwan Kamil Imbau Kepala Daerah di Jabar Waspada Wabah DBD

Demam Berdarah DBD Ilustrasi

 

BANDUNG –

Gubernur Jawa Barat M Ridwan Kamil menginstruksikan bupati dan wali kota untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit demam berdarah dengue (DBD), mengingat kasusnya sudah menyebar.

“Terkait DBD, saya sudah mengoordinasikan kepada setiap bupati dan wali kota di Jabar ya ini karena sifatnya banyak teknis di lapangan, Bekasi kita monitor, Depok kita monitor,” kata Gubernur Emil di Bandung, Kamis (31/1/2019).

Sosok yang akrab disapa Kang Emil itu mengatakan, wabah DBD lebih banyak bersifat teknis di lapangan sehingga pihaknya melakukan koordinasi dan monitoring agar kasus ini tidak meluas.

Selain itu, Gubernur Emil juga mengimbau kepada seluruh warga Jawa Barat agar waspada terhadap DBD serta menghindari perilaku yang berpotensi memunculkan demam berdarah.

“Imbauan terus dilakukan dan disampaikan, termasuk di media sosial. Jadi harus mengecek jangan banyak genangan, jangan buang sampah sembarangan, fogging untuk daerah terduga sudah kita instruksikan. Intinya kita waspada tapi tidak dalam istilah KLB,” ujar dia.

Menurut dia, kasus DBD di Jabar secara umum masih terkendali jadi tidak perlu naik status menjadi kejadian luar biasa (KLB). “Penetapan status KLB itu kan kalau sudah tidak terkendali sehingga harus lintas pusat pun turun. Itu masalahnya tidak merata,” ujar Gubernur Emil.

Sementara itu berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, selama 2018 tercatat sebanyak 11.107 kasus DBD dengan jumlah meninggal dunia sebanyak 55 orang.

Sementara pada 2017 tercatat 11.422 kasus dengan 56 orang yang meninggal dan dari data warga yang meninggal dalam kurun dua tahun tersebut, korban kebanyakan dari Kabupaten Cirebon yaitu 10 orang meninggal karena DBD.

Selama 2018 tersebut, Kota Bandung dan Kabupaten Bandung tercatat dengan kasus DBD yang paling dominan, Kabupaten Bandung sebanyak 2.124 kasus sedangkan Kota Bandung sebanyak 2.826 kasus.

Meski demikian, jumlah kasus di awal 2019 ini alami peningkatan dibanding awal 2018 dan pada dua pekan pertama terdapat 949 kasus, sementara selama Januari 2018 lalu 969 kasus.

Dengan adanya penurunan jumlah kasus DBD di Jabar berarti ada peningkatan pada perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Akan tetapi di sisi lain masih ada daerah dengan angka kasus yang terbilang tinggi dikarenakan PHBS yang belum banyak disadari warganya. (*)

indramayujeh

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Newsletter

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit.

762ba2bf06f1b06afe05db59024a6990

Recent News