Next Post

Demi Keperluan Autopsi, Makam Ibu dan Bayi Yang Meninggal di Bongkar Untuk Proses Penyelidikan

IMG-20240102-WA0064

INDRAMAYU – Satreskrim Polres Indramayu melalukan pembongkaran makam almarhumah Kartini (23) dan bayinya yang meninggal dunia usai bersalin di salah satu rumah sakit di Indramayu, Selasa (2/1/2024).

Pembongkaran makam korban dilakukan guna keperluan autopsi atas kasus meninggalnya ibu dan anaknya usai melakukan persalinan.

Proses autopsi dilakukan di tempat pemakaman umum (TPU), Desa Kertawinangun, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu.

Kasat Reskrim Polres Indramayu AKP Hillal Adi Imawan mengatakan, autopsi dilakukan oleh dokter forensik dari Bidokkes Polda Jabar dan dihadiri Direktorat Kriminal Khusus Polda Jabar.

“Yang di autopsi dua-duanya ibu dan anak, tentunya atas persetujuan dari keluarga sendiri. Kegiatan ini kami lakukan untuk pemenuhan tindakan kita dalam tahap penyelidikan. Untuk hasil autopsi kami belum tau, kami nanti akan berkoordinasi dengan dokter forensik,” kata Hillal.

Di sisi lain, Hillal Adi Imawan menyampaikan, dalam kasus ini, pihaknya sudah memeriksa sedikitnya enam saksi untuk dimintai keterangan.

“Saat ini kami sudah memeriksa ada sekitar enam saksi, yaitu dari suami korban, keluarga korban, dan dari bidan Puskesmas Kertawinangun,” ujar Kasat Reskim Polres Indramayu.

Selain itu, lanjut Hillal, pihaknya juga sudah memanggil pihak rumah sakit untuk dilakukan pemeriksaan, namun pihak rumah sakit sendiri meminta untuk dilakukan penundaan.

“Kami sudah memanggil dari pihak ruma sakit Minggu kemarin, akan tetapi dari pihak rumah sakit sendiri minta untuk pemeriksaan ditunda, dan kita agendakan pemeriksaan dari pihak rumah sakit Minggu depan,” terang Hillal.

Sementara, suami korban, Tasrun (30) berharap, dengan dilakukannya autopsi tersebut, penyebab kematian Istri dan anaknya itu dapat segera terungkap.

“Dengan autopsi ini saya berharap peyebab kematian istri dan anak saya bisa segera terungkap, apakah memang ada penyakitnya atau tidak, karena selama saya mengenal almarhumah enggak pernah punya penyakit,” ungkap dia.

Hal senada juga disampai oleh kuasa hukum Korban, Toni RM, menurutnya ada kejanggalan dalam kasus tersebut dan di duga adanya malpraktik.

“Semoga dengan dilakukan autopsi terhadap korban, ada titik terang dan bisa terungkap apa penyebab dari kematian ibu dan bayinya tersebut. Dan kami tetap menunggu hasil dari penyelidikan tersebut,” ujar Toni.

Sementara itu, menanggapi adanya laporan atas tuduhan malapraktik, Direktur RSUD Pantura MA Sentot, Ndaru Takaryanto, menyatakan akan mengikuti seluruh proses hukum.

Meski begitu, ia membantah telah terjadi dugaan malapraktik saat menangani persalinan Kartini.

“Kami sudah melakukan (persalinan) sesuai SOP. Untuk itu, kami tetap menghormati proses hukum. Biarkan semuanya berjalan sesuai hukum agar masalahnya menjadi terang benderang,” ujarnya.(Sela)

 

indramayujeh

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Newsletter

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit.

762ba2bf06f1b06afe05db59024a6990

Recent News