Next Post

Karhutla di Gunung Ciremai Meluas, Lahan yang Terbakar Mencapai 300 Ha

08082019-Kebakaran Ciremai

 

KUNINGAN –

Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang terjadi di kawasan Gunung Ciremai diperkirakan meluas hingga 300 hektare (ha). Hal itu disampaikan Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kuningan, Agus Maulidin kepada media di pos jalur Pendakian Palutungan Kecamatan Cigugur, Kamis (8/8/2019).

“Kami sudah coba antisipasi, kami brefing langsung koordinasi dengan teman-teman karena yang punya kewenangan itu kan TNGC. Kebetulan Pak Kepala Balai TNGC masih ada di Batam, beliau (Kepala BTNGC, red) menyerahkan ke kami dari BPBD untuk penanganan ini,” kata Kalak BPBD Kuningan, Agus Mauludin.

Dia mengaku, langkah awal yang dilakukan adalah evakuasi para pendaki gunung Ciremai. Berdasarkan informasi terkini sesuai jumlah terdaftar sebanyak 69 pendaki telah dievakuasi semuanya.

“Pendaki sudah dievakuasi semua sebanyak 69 orang. Itu yang terdata, termasuk semalem teman-teman naik lagi empat orang untuk menyisir jalur pendakian, barangkali ada pendaki yang tidak terdaftar,” terangnya.

Luas areal hutan dan lahan di kawasan taman nasional sendiri, pihaknya menyebut, sesuai informasi yang diterima kini diperkirakan mencapai 300 ha lebih.

“Informasi awal api itu berasal dari jalur pendakian wilayah Majalengka, tapi sekarang sudah semakin meluas hingga jalur pendakian wilayah Kuningan. Upaya pemadaman masih dilakukan manual, luasnya belum dapat dipastikan resminya berapa hektare, tapi informasinya tadi itu sudah 300-an hektare,” ungkapnya.

Pihaknya mengaku, sebaran kawasan yang terbakar diperkiraan kian meluas akibat hempasan angin yang cukup kencang. Ditambah tidak ada sumber air yang dapat dipergunakan untuk memadamkan api.

“Kita juga upayakan membuat sekat bakar agar api tidak terlalu meluas. Kita juga akan melihat, apakah penanganan ini dapat dilakukan secara manual atau tidak. Kalau tidak kami dengan BNPB sudah siap dengan water bombing,” katanya.

Kini, pihaknya tengah mencari arena untuk landasan pesawat helicopter sebagai tempat landing. Sekaligus sumber air yang akan diangkut menggunakan helikopter.

“Kesulitan pertama itu medan, karena di puncak lokasinya tidak landai sebab perbukitan, tebing-tebing, dan jurang-jurang juga. Lokasi disini dengan puncak juga jaraknya jauh, kalau untuk pendaki yang sudah biasanya waktu yang dibutuhkan itu sekitar enam jam sampai puncak,” jelasnya.

Oleh sebab itu, Ia menerjunkan para pendaki untuk penanganan karhutla itu oleh pendaki yang sudah terbiasa ke puncak Ciremai. Karena lebih paham dan tahu kondisi di kawasan Gunung Ciremai.

“Saat ini masih menunggu informasi dari tim diatas, setelah tahu titik lokasi dan luas lahan yang terbakar dan medan seperti apa, kita akan koordinasi lagi dengan BNPB untuk menerjunkan Helikopter Water Bombing. Sebab butuh proses, harus ada ijin dan segala macam, lalu landasan yang positif dimana belum pasti, ada di lapangan Cigugur dan landasan heliped nya Pak Ardian di Cisantana,” tambahnya.

Terkait penyebab kebakaran, pihaknya belum dapat memastikan secara pasti. “Kalau untuk penyebab, kita belum bisa memastikan. Saya juga tidak berani memprediksi atau mengindikasikan karena apa-apanya, tim juga sedang mencari tahu, sebab tim dari TNI-Polri juga turun kesana,” pungkasnya. (Andri)

 

 

indramayujeh

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Newsletter

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit.

762ba2bf06f1b06afe05db59024a6990

Recent News