Next Post

Longsor, Satu Warga Kuningan Tewas

IMG-20180520-WA0067

KUNINGAN –

Seorang tewas dalam bencana longsor di Kabupaten Kuningan. BMKG mengingatkan terjadinya peningkatan potensi hujan lebat disertai kilat dan petir maupun angin kencang di sejumlah daerah se-Indonesia, salah satunya Jawa Barat.

Berdasarkan informasi, korban tewas akibat longsor di Blok Merdin, Desa Gunung Aci, Kecamatan Subang, Kabupaten Kuningan, bernama Sarkiwa (58). Korban tercatat merupakan warga Dusun Kancana Girang, Desa Gunung Aci, Kecamatan Subang.

“Korban tewas tertimbun longsor pada Sabtu (19/5) sekitar pukul 17.00 WIB. Jenazahnya baru ditemukan dalam kondisi meninggal dunia pukul 22.00 WIB,” terang Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kuningan, Agus Mauludin, Minggu (20/5).

Menurut Agus, korban yang diketahui merupakan petani sebelum kejadian tengah membetulkan saluran air ke kolam unyuk pengairan sawah di Blok Merdin. Rekan korban sekaligus saksi, Raskat, ketika itu tiba-tiba melihat pergerakan tanah longsor dan sempat memperingatkan korban seraya lari menyelamatkan diri.

Namun, korban diduga terlambat menyelamatkan diri sampai tanah menimbunnya. Bantuan pun dipanggil untuk mencoba mencari dan mengevakuasi korban dalam timbunan tanah.

“Kami menerima informasi ada korban longsor sekitar pukul 19.00 WIB. Tim evakuasi gabungan yang terdiri dari BPBD bersama masyarakat sekitar, polisi, TNI, termasuk Tagana dan Satpol PP, mencoba menggali tanah untuk mencari korban,” cetus Agus.

Upaya pencarian membuahkan hasil ketika tim berhasil menemukan korban sekitar lima jam pasca longsor atau tiga jam pasca pelaporan. Agus memastikan, saat ditemukan, korban sudah meninggal dunia.

Longsor sendiri diduga akibat hujan deras ditambah angin yang terjadi sejak sekitar pukul 14.30 WIB pada Sabtu itu. Sejauh ini, Sarkiwa diketahui merupakan korban tewas yang pertama akibat bencana alam.

“Bencana masih rawan terjadi. Kami tetapkan status siaga bencana hingga 31 Mei 2018,” cetus Agus.

Sementara itu, BMKG merilis terjadinya peningkatan potensi hujan lebat disertai kilat dan petir maupun angin kencang di sejumlah daerah se-Indonesia, salah satunya Jawa Barat. Kondisi ini dipicu adanya pusat tekanan rendah di sekitar Samudera Hindia Perairan Barat Sumatera dan sirkulasi siklonik di Selat Karimata, serta indikasi aktifnya aliran massa udara basah dari Samudera Hindia sebelah Barat Sumatera yang masuk ke wilayah Indonesia Bagian Barat dan Tengah.

“Kondisi itu mempengaruhi pola cuaca dalam meningkatkan suplai uap air yang berkontribusi dalam pembentukan dan pertumbuhan awan hujan di wilayah Indonesia Bagian Barat dan Tengah,” jelas Deputi Bidang Meteorologi, Mulyono R Prabowo, dalam rilisnya melalui Biro Hukum dan Organisasi Bagian Humas BMKG.

Dia menyebutkan, kejadian cuaca ekstrim sejauh ini telah terjadi di beberapa daerah, seperti hujan lebat disertai angin kencang di Bogor, Sukabumi, dan Tuban. Selain itu, banjir di Aceh Utara pada awal musim kemarau ini.

Selain potensi peningkatan potensi hujan lebat disertai kilat dan petir maupun angin kencang, kondisi saat ini juga berpotensi menyebabkan terjadinya gelombang tinggi 2,5-4,0 meter. Gelombang tinggi diperkirakan terjadi di Perairan selatan Pulau Jawa hingga Pulau Lombok, Selat Bali-Selat Lombok-Selat Alas bagian selatan, Perairan selatan Pulau Sumba-Pulau Sawu-Pulau Rote, Laut Timor, Laut Banda timur Sulawesi Tenggara, perairan selatan Kepulauan Tanimbar, Laut Arafuru bagian barat dan tengah, maupun Samudra Hindia barat Lampung hingga selatan NTT.

“Kami imbau masyarakat tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang dapat ditimbulkan, seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin,” tandasnya.(tomi indra)

indramayujeh

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Newsletter

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit.

762ba2bf06f1b06afe05db59024a6990

Recent News