Next Post

Merubah Kawasan Kumuh Nelayan dan Jadi Solusi Keuangan Saat Musim Paceklik

INDRAMAYU –

KAWASAN pesisir pantai, kerap diidentikkan dengan kawasan yang kumuh dan tidak ramah lingkungan.Penuh sampah,kotor dan padat aktifitas, menjadi situasi yang dikeluhkan oleh sebagian masyarakat yang berada di kawasan tersebut.

Potret seperti ini juga tergambar,di kawasan tempat pelelangan ikan (TPI) Mina Bahari Desa Eretan Kulon Kecamatan Kandanghaur Kabupaten Indramayu,beberapa tahun yang silam.

Lingkungan yang kumuh dan kotor kawasan pesisir pantai, menggerakkan sejumlah pemuda nelayan setempat untuk mengubah lingkungannya menjadi kawasan yang bersih,rapih dan tertata.

Pada tahun 2014 lalu,kelompok pemuda asal Desa Eretan Kulon, menggagas sejumlah ide, agar kawasan nelayan menjadi tidak kumuh lagi.Mendirikan bank sampah,menjadi salah satu pilihan untuk mengatasi kumuh di kawasan pesisir. Bank Sampah diyakini menjadi salah satu opsi terbaik untuk mengurangi tingkat kekumuhan lingkungan mereka tinggal.

“Kami ingin memberdayakan masyarakat, terutama anak-anak nelayan.Berjuang bersama-sama menjaga kebersihan lingkungan.Kawasan nelayan jangan sampai kumuh lagi.Pendirian bank sampah diharapkan menjadi salah satu solusi,”ujar Ilham Mahfudin, Manager bank sampah
eretan (BSE) saat ditemui Indramayujeh.com,baru-baru ini.

Bank sampah eretan, selain dapat mengurangi tingkat kekumuhan kawasan pesisir, diharapkan mampu menggerakan roda ekonomi masyarakat sekitar.

“Kami merekrut anak nelayan untuk ikut bergabung dalam BSE.Mereka dilatih untuk menjadi “duta” kebersihan lingkungan, ditempat tinggal mereka sendiri,”kata dia.

BSE dalam perkembangannya, telah menggerakkan kesadaran masyarakat secara alamiah untuk hidup bersih dan sehat.”Masyarakat secara sukarela mengumpulkan sampah organik maupun plastik dirumah mereka masing-masing untuk diserahkan ke BSE,”kata dia.

Ilham mengaku, nasabah sampah BSE di Desa Eretan Kulon dan sekitarnya sudah mencapai 370 orang.Alhasil, kebutuhan BSE untuk mendaur ulang sampah organik menjadi terpenuhi.Bahkan kebutuhan sampah plastik sebanyak 5 ton per bulan, untuk sejumlah industri plastik disejumlah Kota/Kabupaten di Jawa Barat bisa dipenuhi secara rutin.

“Hasil penjualan dari sampah plastik dan daur ulang sampah organik,kita gunakan untuk membiayai operasional BSE dan menggaji karyawan,”kata dia.

Selain itu, pendapatan yang dihasilkan, digunakan untuk membayar sampah plastik dan organik yang dihasilkan dari nasabah BSE.Harga sampah plastik dan organik dari nasabah dihargai Rp1.000,- Rp2.000 per kilogram.

Pendapatan nasabah BSE,diakumulasikan dalam bentuk tabungan BSE dan dicatat secara rutin.Ilham menjelaskan, per bulan, uang tabungan nasabah BSE secara keseluruhan berkisar antara Rp10-15 juta.Artinya, jika dihimpun dalam kurun waktu satu tahun, tabungan nasabah BSE mencapai Rp120-180 juta per tahun.

“Nasabah bisa mengambil uang penjualan sampah yang dikumpulkan, saat mereka butuh untuk keperluan keluarga.Nasabah juga bisa memetik hasilnya secara ekonomi,dari hasil mengumpulkan sampah di BSE,”kata dia.

Sementara itu,Inah,39 warga Desa Eretan Kulon salah satu nasabah BSE mengaku, uang dari tabungan BSE, biasanya diambil saat musim baratan tiba.”Saat musim baratan, bagi nelayan dianggap sebagai musim paceklik.Suami tidak bekerja melaut karena cuaca buruk dilaut.Jadi
saat suami tidak bekerja dan tidak ada penghasilan,uang tabungan BSE, saya gunakan untuk menutup biaya dapur,”kata dia.

Uang tabungan di BSE yang diambil saat musim paceklik, antara Rp1 juta hingga Rp1,5 juta.”Lumayan mas, buat nambah kebutuhan makan sehari-hari,”kata dia.

Sementara itu, Asisten Manager CSR Pertamina PHE ONWJ, Agus Sudaryanto mengatakan BSE merupakan solusi bagi warga Desa Eretan Kulon untuk menjadikan lingkungan mereka menjadi kawasan yang bersih dan sehat.”Pertamina PHE ONWJ hanya mensupport dan membantu memfasilitasi kebutuhan masyarakat sekitar,”kata dia.

Sejumlah alat-alat di BSE serta motor pengangkut sampah yang diberikan Pertamina PHE ONWJ,diharapkan dapat membantu masyarakat untuk dapat secara mandiri menjaga lingkungannya agar tidak kumuh lagi.”BSE hanya menjadi salah satu media untuk menggerakkan kesadaran masyarakat untuk menjaga lingkungannya,”kata dia.(tomi indra)

indramayujeh

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Newsletter

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit.

762ba2bf06f1b06afe05db59024a6990

Recent News