CIREBON –
Sentra usaha batik lokal di Trusmi, Kabupaten Cirebon yang sebelumnya dibangga-banggakan, kini terancam tinggal ‘cerita’ akibat sepinya pembeli. Kondisi ini membuat pemerintah pusat prihatin dan bertekad menyelamatkan salah satu ikon ekonomi kerakyataan di Cirebon tersebut.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita memastikan pemerintah akan melakukan sejumlah langkah untuk membangkitkan dan menggairahkan kembali pasar batik terbesar di Cirebon itu. Salah satu terobosan yang akan dilakukan bersama Pemerintah Kabupaten Cirebon adalah mengubah wajah pasar batik, termasuk membuat pusat kuliner khas Cirebon.
Enggar mengatakan, ide membuat sentra batik adalah gagasan yang bagus, tapi selanjutnya adalah bagaimana mengemasnya agar pasa batik ini ramai pengunjung. “Idenya bagus. Tapi ada beberapa hal yang tadi juga dibicarakan dengan penjabat bupati, harus ada yang menarik keramaian di sini,” katanya, Kamis (4/4/2019).
Menurutnya, jika dibiarkan dan tidak mendapat perhatian dari pemerintah, maka lama-lama sentra batik Cirebon akan tinggal cerita. “Kalau berjalan seperti ini saja ini kasihan. Karena tidak lama lagi mereka (terancam) akan tutup, para penjual di sini membuang waktu membuang biaya, tanpa ada pembeli,” ujarnya.
Kini kata Enggar, pekerjaan rumah yang harus dilakukan pemerintah bersama para pelaku usaha adalah bagaimana pembeli itu datang. Seperti di kawasan batik Trusmi yang kini menjadi ikon wisata belanja di Cirebon. “Sekarang tinggal bagaimana kita membuat sentra batik ini menjadi hidup,” tuturnya.
Setelah melakukan peninjauan dan dialog langsung bersama para penjual batik, pihaknya akan melakukan perubahan baik dari segi bangunan maupun tata letak pasar.
“Kami akan membuat beberapa sentuhan di depan yang akan membuat pengunjung itu tahu bahwa di sini ada sentra batik. Lalu akan diintegrasikan dengan pusat kuliner,” pungkasnya. (Juan)