INDRAMAYU – Kasus dugaan Korupsi dana kredit macet PD BPR Balongan yang merugikan negara Rp 1,1 miliar atas nama FR memasuki babak baru dan berkas perkara sudah lengkap untuk dipersidangkan.
FR, merupakan eks Kasubag Kredit PD BPR KP Balongan Indramayu yang sempat menjadi saksi dalam kasus tersebut, dan sekarang statusnya berubah menjadi terdakwa.
Kasus tersebut sekarang masuk pemeriksaan tahap 2 dan di anggap lengkap berkas pemeriksaan oleh kejaksaan negeri Indramayu, pemeriksaan terhadap tersangka korupsi BPR Balongan di lakukan di lapas Indramayu. Jum’at (06/10/2023).
Kepala seksi pidana khusus kejaksaan negeri indramayu, Reza vahlefi, saat di konfirmasi mengatakan bahwa dugaan tindak pidana korupsi pengajuan kredit di BPR Balongan tahun 2018 – 2021.
” Berkas dokumen FR sudah lengkap dalam pemberkasan pemeriksaan perkara, selanjutnya tersangka dan barang bukti akan di serahkan ke penuntut umum dan menjadi tanggung jawab di hari ini,” terangnya kepada media.
Lebih lanjut , tindakan selanjutnya beralih ke penuntut umum terhitung hari ini sampai 20 hari ke depan. Berdasarkan ketentuan pasal 25 ayat 1 KUHP.
” Hari ini FR, sudah beralih statusnya menjadi terdakwa, dari penuntut umum secepatnya menyusun maupun melengkapi surat dakwaan dan pada pokoknya akan di limpahkan ke pengadilan Tipikor PN Bandung yang berwewenang mengadili dalam perkara ini,” terangnya.
FR ,dijerat dengan dakwaan pasal 2 dan 3 Undang undang Pemberantasan Korupsi dengan ancaman hukuman penjara paling lama 20 tahun.
Sementara itu, Kuasa hukum terdaqwa korupsi BPR Balongan Indramayu, Dedi Buldani, saat dihubungi via telepon mengatakan bahwa penuntutan itu sah – sah saja dari kejaksaan.
” Mungkin di mata jaksa ada beberapa bukti – bukti yang belum lengkap sehingga di butuhkan perpanjangan penahan dan itu kita harus kita hormati,” ungkapnya.
Sebelumnya, awal kasus ini terungkap berdasarkan hasil audit internal yang dilakukan pihak bank. Kejaksaan Negeri Indramayu yang mendapat laporan langsung melakukan penyelidikan.( Sela )
