Next Post

Kabupaten Kuningan Rawan Bencana Alam

BPBD

KUNINGAN –

Masih tingginya kejadian bencana alam baik tanah longsor maupun banjir di Kabupaten Kuningan, membuat “kabupaten angklung” ini menempati urutan ke-9 daerah rawan bencana tingkat Jawa Barat. Trend peringkat ini cenderung naik, dari sebelumnya pada tahun 2016 hanya menempati peringkat ke-16 daerah rawan bencana se-Jawa Barat.

Berdasarkan tingkat kerawanan tersebut, pemerintah daerah melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kuningan memberikan pelatihan kebencanaan bagi petani dan warga masyarakat Desa Jagara Kecamatan Darma Kuningan, Kamis (2/5). Pelatihan selama dua hari itu, diikuti 50 orang yang dipusatkan di Gedung Asosiasi Petani Tembakau (APTI) Desa Jagara.

“Keberadaan wilayah Kuningan yang luasnya 119.571,12 hektar mempunyai potensi bencana sangat tinggi. Kalau di Jawa Barat berdasarkan indeks resiko bencana menduduki ranking ke-9,” kata Sekda Kabupaten Kuningan Dian Rachmat Yanuar MSi, Kamis (2/5).

Jika tingkat nasional, Kabupaten Kuningan menempati urutan ke-268 dengan skor 154, baik disebabkan oleh alam, faktor non alam, maupun faktor manusia. Sehingga, menyebabkan timbulnya korban jiwa, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis yang dalam keadaan tertentu dapat menghambat pembangunan wilayah.

“Antara lain bencana tanah longsor, banjir, gempa bumi, letusa gunung api, kebakaran hutan dan permukiman, serta kekeringan dan angin puting beliung. Menyikapi hal ini, maka diperlukan peningkatan penguatan dan kesiapsiagaan dalam upaya penyelenggaraan penanggulangan bencana,” ungkapnya.

Menurutnya, melalui pelatihan kebencanaan kepada para petani dan warga masyarakat, sebagai upaya antisipasi sekaligus untuk meningkatkan wawasan pengetahuan kesadaran dan keterampilan dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana yang cepat, tepat, tangkas, tanggap, serta tangguh.

Sementara Kepala BPBD Kuningan, Agus Mauludin, menambahkan, tujuan pelatihan kebencanaan adalah untuk meningkatkan kompetensi dan sumber daya masyarakat dalam peningkatan terhadap bencana yang cepat dan tanggap.

“Sehingga warga maupun petani dapat meningkatkan wawasan pengetahuan soal kebencanaan. Semoga dapat berkontribusi dalam memberikan bantuan sumber daya manusia pada saat kejadian bencana alam,” katanya.

Dia berharap, pelatihan ini dapat mengoptimalkan penyelenggaraan pananggulangan bencana dengan mengedepankan prinsip pengembangan resiko bencana. Kemudian dapat membangkitkan semangat pengabdian di kalangan masyarakat, yang berorientasi dari sisi kemanusiaan.

“Kita juga ingin mengembangkan budaya sadar bencana dan tanggap bencana, dengan peningkatan budaya kearifan lokal. Sekaligus penguatan kelembagaan dan penanggulangan bencana daerah, bahwa bencana adalah urusan bersama antara pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha,” pungkasnya. (Andry Yanto)

indramayujeh

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Newsletter

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit.

762ba2bf06f1b06afe05db59024a6990

Recent News