MAJALENGKA –
Penghuni asrama putra rayon C Sekolah Tinggi Alkitab Penyebaran Injil (STAPIN) Majalengka digegerkan peristiwa bunuh diri, Selasa (26/2/2019) siang. Hadi Pardede (20) ditemukan tewas gantung diri oleh teman sekamarnya, Yeheskiel J Purba (19) sekitar jam 12.30 WIB.
Hadi ditemukan dalam posisi leher tergantung dan terjerat kain pada besi ranjang dan separuh badannya tergeletak di lantai.
Dari kesaksian Yeheskiel, dirinya yang hendak mengambil buku pelajaran ke kamarnya sekitar pukul 12.30 WIB, mendapati pintu kamar dikunci dari dalam. Dia kemudian memanggil-manggil.
Karena tak kunjung dapat jawaban dari teman sekamarnya, Yeheskiel curiga dan membuka paksa pintu kamar. Seketika dia terkejut mendapati temannya Hadi Pardede sudah tak bernyawa dengan leher menggantung terjerat tali kain.
“Sewaktu saya mau mengambil buku pelajaran ke kamar, kondisi kamar hening dan terkunci dari dalam. Karena curiga, lalu saya buka paksa,” tutur Yeheskiel.
Saksi langsung melaporkan kejadian tersebut kepada kepala program studi Markus Kusni dan selanjutnya melaporkannya ke pihak berwajib. “Saya kaget bukan kepalang, lalu melapor ke kepala prodi,” kata Yeheskiel.
Unit Inafis Polres Majalengka beserta Polsek Majalengka Kota yang mendapat laporan langsung melakukan olah TKP dipimpin Kapolsek Majalengka Kota AKP Kustadi dan dr. H. Viktor Setiawan.
Dari hasil olah TKP, polisi memperkirakan Hadi meninggal sekitar 2-3 jam sebelum ditemukan tewas oleh saksi atau sekitar pukul 10.30 WIB. Tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan atau penganiyaan.
Dari keterangan sejumlah saksi, korban diduga nekat mengakhiri hidupnya karena depresi akibat menderita sakit mata dan luka infeksi di lengan kirinya yang tak kunjung sembuh.
“Dari keterangan teman korban, korban depresi dan kerap mengurung diri di kamar karena menderita sakit mata dan luka infeksi di lengan pada lengan kiri,” jelas AKP Kustadi. (Oki)
