Next Post

Evaluasi Stunting di Cirebon, Wagub Uu : Dampak Stunting Berbahaya

Caption : Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum saat monitoring dan evaluasi aksi stunting di Cirebon. Foto : Ist
Caption : Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum saat monitoring dan evaluasi aksi stunting di Cirebon. Foto : Ist

Cirebon, Indramayujeh.com-Dalam rangka menguatkan dan percepatan penurunan stunting di Jawa Barat, Wakil Gubernur Jawa Barat, H. Uu Ruzhanul Ulum memonitoring sekaligus evaluasi aksi stunting di Balaikota Cirebon, Selasa (13/6/2023). Hal ini bertujuan untuk memperbaharui kembali gerakan penurunan stunting.

Menurut Uu, kehadiran Pemprov Jabar di saat ini menunjukkan bahwa Pemprov Jabar bekerjasama dengan kepala daerah dan wakil kepala daerah, masih fokus terhadap penurunan stunting di Jawa Barat.

Uu mengapresiasi, bukan hanya birokrasi, namun perguruan tinggi dan swasta hadir, artinya SK Gubernur tentang TPPS terlaksana dengan baik, sehingga diharapkan dalam pertemuan ini lahirlah ide-ide yang hebat untuk mempercepat penurunan stunting.

“Kenapa stunting menjadi perhatian bersama, karena dampak stunting kalau dibiarkan akan berbahaya untuk kemajuan bangsa dan negara,” ujarnya.

“Kalau generasi muda rata-ratanya di bawah, ini yang dikhawatirkan untuk kemajuan bangsa dan negara, maka kami generasi tua menyiapkan mereka para generasi muda, untuk menjadi generasi yang hebat supaya dapat bersaing,” tandasnya.

Selain itu, lanjutnya, penurunan stunting bukan hanya dalam segi kesehatan saja, namun beberapa elemen lainnya yang difokuskan, diantaranya pendidikan, ekonomi, dan lainnya.

“Kalau mengandalkan anggaran pemerintah daerah saja pasti terbatas, berharap pengusaha dengan CSR nya dapat membantu penurunan stunting,” katanya.

Sementara itu, Wakil Bupati Cirebon, Hj. Wahyu Tjiptaningsih menyatakan, angka stunting di Kabupaten Cirebon mengalami penurunan. Bahkan, penurunannya cukup signifikan, yaitu sekitar 1 persen. Diharapkan setiap tahun di wilayahnya turun 3 persen.

“Kita berharap zero stunting dan kita sudah melakukan beberapa upaya, diantaranya monitoring di desa dan kecamatan,” ucapnya.

Menurutnya, jumlah kasus stunting di Kabupaten Cirebon awalnya tidak kurang dari sekitar 15.900 anak, dan saat ini sejumlah 14.014 anak, artinya ada penurunan.

“Yang kami inginkan hanya meminta intervensi kasus, letak kesalahan darimana anak itu terkena stunting, contohnya pola asuh. Makanya, biar tahu sasaran, kita intervensi di daerah itu secara terus menerus,” terangnya.

Berbicara anggaran, lanjutnya, memang anggaran pemerintah tidak akan cukup untuk mengentaskan angka stunting, maka diperlukan kerjasama dengan pihak-pihak lain.

“CSR di Kabupaten Cirebon ini banyak, seharusnya bisa berkolaborasi terkait penanganan stunting ini,” katanya.

“Jangan memberikan hanya kepada wilayah yang terdampak saja, tetapi juga harus berkoordinasi dengan Pemkab Cirebon dalam perencanaan penganggaran terkait penanganan stunting,” pungkasnya. (*)

indramayujeh

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Newsletter

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit.

762ba2bf06f1b06afe05db59024a6990

Recent News