Next Post

Kekurangan Siswa, SD dan SMP Negeri di Kabupaten Cirebon Diminta Berinovasi

Caption : Kadisdik Kabupaten Cirebon, Ronianto. Foto : Joni
Caption : Kadisdik Kabupaten Cirebon, Ronianto. Foto : Joni

Cirebon, Indramayujeh.com-Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Cirebon, Jawa Barat meminta sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) negeri dapat berinovasi. Hal ini disebabkan hasil evaluasi yang menunjukkan SD dan SMP negeri banyak yang kekurangan siswa.

Hal ini disampaikan Kadisdik Kabupaten Cirebon, Ronianto kepada wartawan di Sumber, Kabupaten Cirebon, Kamis (27/7/2023). Menurutnya, disdik sendiri telah melakukan kebijakan merger terhadap SDN-SDN di Kabupaten Cirebon.

Alasannya, yakni tak lain karena faktor kekurangan siswa atau peserta didik di beberapa SD.Bahkan, hasil pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ajaran 2023-2024 pun masih mengalami hal yang sama.

Di tingkat SMPN misalnya, dari keseluruhan SMPN yang ada, 50 persen lebih masih kekurangan siswa. Tidak mencapai target dari kuota yang disediakan.

Data dari Disdik Kabupaten Cirebon menyebutkan, dari 80 SMPN di Kabupaten Cirebon hanya sekitar 38 sekolah yang memenuhi kuota 100 persen. Sedangkan sekitar 42 sekolah lainnya tidak memenuhi kuota yang ada.

Salah satunya adalah SMPN 1 Greged dimana total kuota yang disediakan sebanyak 256 siswa, namun hasil PPDB tahun ini hanya 86 siswa atau sekitar 33 persen. Selanjutnya SMPN 1 Sedong, dimana kuota yang disediakan sebanyak 64 siswa namun pada PPDB sekarang ini hanya mendapatkan 26 siswa atau sekitar 40 persen.

Sekolah yang mengalami kekurangan siswa lainnya juga terjadi di SMPN 2 Babakan. Dimana kuota yang disediakan sebanyak 126 siswa namun yang terjaring hanya 56 siswa atau sekitar 44 persen.

“Kami terus mendorong SDN dan SMPN yang ada di Kabupaten Cirebon untuk melakukan inovasi positif baik terhadap pola pengajaran ataupun kegiatan lainnya yang positif,” ujarnya.

Karena, lanjutnya, dengan pola pengajaran yang baik, maka orang tua pun nantinya akan memberikan kepercayaan kepada SDN maupun SMPN yang ada di lingkungan mereka. Meski data yang ada, kata dia masih belum selesai hingga akhir Agustus 2023 nanti.

“Data itu belum final, masih sampai akhir Agustus 2023. Karena batas akhir untuk input Data Pokok Pendidikan (Dapodik) itu sampai 31 Agustus, jadi kemungkinan masih akan ada penambahan,” ungkapnya.

Banyaknya sekolah SMPN yang masih belum memenuhi kuota, sambungnya, salah satunya adalah jumlah sekolah swasta yang cukup banyak di Kabupaten Cirebon. Berdasarkan data yang ada, jumlah SMP swasta di daerahnya cukup banyak, yakni ada 136 sekolah.

“Selain itu yang menjadi faktor lain adalah menurunnya tren kelulusan di semua jenjang baik SD maupun SMP,” katanya.

Lebih lanjut dijelaskannya, ada sekitar 81 siswa lulusan SD yang sampai saat ini belum terdaftar di sekolah lanjutan, baik di SMPN maupun SMP swasta. Untuk 81 siswa yang belum terdaftar ini pihaknya menyarankan untuk SMP swasta bisa memasukkan menjadi peserta didik.

“Faktor dari 81 anak ini macam-macam ada yang ekonomi, waktu, kurang pengasuhan dan juga faktor anaknya sendiri,” tandasnya.

Namun, jika 81anak tersebut tidak melanjutkan sekolah sampai dengan batas akhir, maka dirinya akan memerintahkan bidang pendidikan non formal (PNF) untuk memberikan pembinaan kepada 81 anak tersebut.(*)

indramayujeh

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Newsletter

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit.

762ba2bf06f1b06afe05db59024a6990

Recent News