Next Post

Mulai Layani 48 Rute Penerbangan, BIJB Kertajati Diprediksi Masih Merugi

20190701-Penerbangan Hari Pertama di BIJB Oki

 

MAJALENGKA –

Mulai hari ini, Senin (1/7/2019), Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati resmi melayani 48 rute penerbangan domestik luar Jawa. Sebelumnya pemerintah melalui Kementerian Perhubungan memindahdakan 48 rute penerbangan dari Bandara Husein sastranegara ke BIJB.

Keberadaan dan fungsi BIJB menjadi isu nasional karena bandara ini seolah mati suri, padahal investasi yang ditanam di BIJB tidak sedikit. Sekitar Rp2,6 triliun dikucurkan untuk membangun bandara di atas lahan seluas 1.800 ha dengan luas areal terminal 96.200 meter persegi.

Tapi sejak diresmikan langsung oleh Presiden RI Joko Wododo pada Juni 2018, BIJB tak seperti yang diharapkan. Bahkan hingga April 2019 hanya satu maskapai yang masih bertahan terbang di BIJB, itupun hanya satu kali terbang dalam sepekan.

Sepinya BIJB, menjadi persoalan yang riuh diperbincangkan. Hingga 15 Juni 2018, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi berencana memindahkan penerbangan Internasional dari Bandara Husein sastranegara ke BIJB.

Namun, perpindahan itu baru terealisasi 15 Juni 2019 dan yang dialihkan adalah 13 penerbangan domestik luar Jawa. Atau 55% dari 88 frekuensi penerbangan per hari di Bandara Husein sastranegara. Menhub memastikan 56 penerbangan domestik luar Jawa menggunakan pesawat jet dari dan ke BIJB akan meramaikan aktivitas penerbangan di Bandara terbesar di Jawa Barat tersebut.

BIJB dengan segala fasilitas penunjangnya, ternyata haus akan biaya operasional yang tidak sedikit. Dari informasi yang dihimpun, Rp6 sampai Rp7 miliar habis per bulan atau sekitar Rp84 miliar/tahun digunakan untuk menutupi biaya operasional.

Sedangkan laporan keuangan PT Angkasa Pura II, selama tahun 2018 Bandara Husein sastranegara mencatat Rp139 miliar dari pendapatan penerbangan. Jika sekarang dikurangi 55% keuntungan tersebut karena dialihkan ke BIJB, maka Bandara Husein sastranegara kehilangan Rp76 miliar.

Jika mengacu pada laba Bandara Husein Sastranegara 2018 maka, maka 94% biaya operasional BIJB dapat terpenuhi. Namun hingga 2019 akhir, BIJB diprediksi masih akan merugi. Manajemen BIJB pun mengakui jika bicara keuntungan, maka diprediksi tak akan dirasakan langsung tahun ini.

Diprekirakan, keuntungan baru bisa dirasakan mulai 2020. “Mungkin, 2020 pengalihan penerbangan dari Bandara Husein sastranegara baru bisa dirasakan oleh BIJB,” ungkap Direktur Keuangan dan Umum PT BIJB, M Singgih.

Dikatakan Singgih, pihaknya akan terus berusaha mencari alternatif lain untuk menutupi biaya operasional Bandara yang dipimpinnya. Dengan memaksimalkan celah pemasukan lain seperti penerbangan pemberangkatan Umrah, dan pendapatan non aero lainnya.

“Kita akan berupaya memaksimalkan peluang pemasukan seperti pemberangkatan umrah, dan non aero,” sebutnya.

Hari ini, Senin (1/7/2019), BIJB akhirnya resmi melayani penerbangan perdana ke 12 rute domestik. Empat maskapai penerbangan yaitu Garuda Indonesia, Citilink, Air Asia Indonesia, dan Lion Air, akan melayani penumpang dengan total 19 penerbangan di bandara tersebut.

“Total sebenarnya ada lima maskapai, tapi hari ini baru empat, karena Express Air baru melayani penumpang 7 Juli nanti,” ujar Executive GM Angkasa Pura II Cabang Bandara Kertajati Ibut Astono saat ditemui di Bandara Kertajati, Majalengka, Senin (1/7/2019).

Adapun 12 rute yang dilayani oleh Bandara Kertajati pada hari ini adalah Medan, Palembang, Padang, Pekanbaru, Batam Pontianak, Banjarmasin, Balikpapan, Denpasar, Lombok serta satu di Jawa yaitu Surabaya. (Oki)

indramayujeh

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Newsletter

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit.

762ba2bf06f1b06afe05db59024a6990

Recent News