Next Post

Ono Surono dan Santri Darul Ma’arif Panen Perdana Ikan Lele

INDRAMAYU –
Santri pondok pesantren Darul Ma’arif dan anggota DPR RI Komisi IV, Ono Surono,melakukan panen perdana program budidaya ikan Lele sistem bioflok di Desa Legok Kecamatan Lohbener Kabupaten Indramayu,Jawa Barat,Selasa (26/12).

Panen juga dihadiri oleh perwakilan dari pihak Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI, Dinas Perikanan dan Kelautan (Diskanla) Provinsi Jawa Barat, dan Diskanla Kabupaten Indramayu.

“Budidaya ikan lele bioflok bisa menjadi percontohan bagi santri-santri yang lain untuk menggeluti pola budidaya seperti ini,”kata dia.

Ono mengatakan, program bantuan pemerintah budidaya ikan lele sistem bioflok khusus untuk pesantren ini, sebagai bukti kepedulian pemerintah terhadap pesantren dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan kemandirian pesantren.

“Pesantren merupakan basis pencetak moral generasi bangsa. Program ini adalah bukti praktik dan bukan sekedar teori untuk menciptakan generasi yang mandiri,” katanya.

Ono juga menambahkan, selain untuk kesejahteraan pesantren, program ini juga sebagai upaya

dalam rangka swasembada ikan nasional.

Sementara, Pengasuh pondok pesantren Darul Ma’arif,Munaji mengatakan, hasil monitoring dan pengelolaan budidaya ikan lele sistem bioflok perdana ini, hasilnya cukup memuaskan,
karena tingkat kematiannya hanya mencapai 0,2 persen, paling sedikit dibanding yang lain.

“Alhamdulillah, tingkat kematiannya di bawah lima persen,” jelasnya.

Koordinator pengelola, Mujayin menambahkan, keberhasilan itu didapat dari cara pengelolaannya yang diambil dari berbagai ilmu hasil Bimtek dan pengalamannya selama bergelut di dunia budidaya ikan air tawar.

“Pengelolaannya saya coba memadukan dari hasil Bimtek dan pengalaman saya,”ujarnya.

Jumlah kolam dari budidaya ikan lele sistem bioflok tersebut sebanyak 24 kolam, dengan diameter sepanjang 3 meter per kolam, dengan jumlah benih sebanyak 3000 bibit per kolam.

Dari semua kolam tersebut,pihaknya tidak langsung secara serentak ditebar dalam satu waktu, namun dibagi tiap 4 kolam dengan jarak dua sampai tiga minggu.Hal itu dilakukan agar bisa untuk kontrol dan pemisahan ukuran ikan.

“Yang paling penting adalah air, harus dikontrol, kapan waktunya harus diganti,”ungkapnya.(tomi indra)

indramayujeh

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Newsletter

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit.

762ba2bf06f1b06afe05db59024a6990

Recent News