Next Post

Peredaran Uang Palsu di Wilayah III Cirebon Menurun

Upal Pasar Kuningan Andri (2)

 

CIREBON –

Selama kurun waktu tiga tahun jumlah peredaran uang palsu (Upal) di Wilayah Cirebon (Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan) menurun. Selain menindak tegas para pelaku Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Cirebon bersama  Kepolisian terus berupaya melakukan pencegahan dengan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat. Fluktuasi peredaran uang palsu di wilayah ini terjadi pada momen-momen tertentu, khususnya pada hari raya keagamaan dan pesta demokrasi diketahui pihak berwenang paling banyak menemukan kasus peredaran uang palsu. Modus peredaran, tempat, dan waktunya pun berbeda-beda, pasar tradisional dan pada dini hari merupakan waktu yang rawan peredaran uang palsu.

Yukon Afrinaldo, Kepala Tim Sistem Pembayaran (SP) Pengedaran Uang Rupiah (PUR) dan Keuangan Infklusif KPw BI Cirebon mengatakan, pihaknya bersama institusi Polri berkomitmen terus memberantas peredaran yang palsu hingga tuntas. Selain itu, edukasi kepada masyarakat mengenai pengenalan uang palsu dan uang asli terus dilakukan.

“Kami berkomitmen untuk meningkatkan koordinasi dengan penegak hukum akan memberikan sanksi semaksimal mungkin pada para pelaku. Kami juga akan memberikan lebih banyak lagi media-media edukasi untuk mencegah peredaran uang palsu,” katanya, Jumat 3/5/2019.

Ia menjelaskan, sejak tahun 2015 lalu jumlah uang palsu sempat mengalami kenaikan yakni dari sekitar 9 ribu lembar menjadi 15 ribu lembar. Lalu berhasil ditekan hingga angka 5 ribu lembar di tahun 2018.

“Kini jumlahnya berhasil kita turunkan menjadi 5 ribu lembar pada tahun 2018,” ujarnya.

Ia mengungkapkan, Wilayah Cirebon termasuk daerah yang rawan peredaran uang palsu. Untuk nasional, DKI Jakarta dan Jawa Barat merupakan daerah yang paling tinggi peredaran uang palsunya.

“Yang tertinggi peredarannya masih DKI Jakarta dan Jawa Barat. Cirebon juga menjadi daerah paling banyak peredaran uang palsu, karena secara ekonomi peredaran uang di Wilayah ini termasuk yang tertinggi di Jawa Barat,” ungkapnya.

Ia melanjutkan, pecahan uang yang kerap dipalsukan adalah pecahan Rp 100 ribu dan Rp 50 ribu, bahkan dalam beberapa kasus pihaknya menemukan uang palsu dari luar negeri.

“Paling banyak Rp 100 ribu dan Rp 50 ribuan, tapi masyarakat sebenarnya dapat dengan mudah mengenali uang palsu dengan Rupiah,” pungkasnya. (Juan)

 
 

indramayujeh

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Newsletter

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit.

762ba2bf06f1b06afe05db59024a6990

Recent News