Next Post

Nisan Kuno Peninggalan Belanda Ditemukan

nisan 2

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Indramayu menggandeng tim ahli cagar budaya untuk melakukan penyelamatan sebuah nisan berbahan marmer. Saat ini, nisan kuno ini digunakan untuk penutup septi tank di komplek asrama Kodim 0616 , Desa Penganjang, Kecamatan Sindang, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.

Nisan peninggalan masa kolonial ini berukuran panjang 145 Cm, lebar 70 cm, dan tebal 7 cm. Saat ini, kondisinya cukup memprihatinkan. Di sebagian permukaanya sudah rusak sehingga diperlukan penanganan khusus.
 
Kasie Kebudayaan Disparbud Indramayu Kabupaten Indramayu, Suparto Agustinus mengatakan rencana untuk mengangkat nisan Belanda ini sudah mendapat dukungan penuh dan ijin dari Dandim 0616 Indramayu Letkol Kav Agung Nur Cahyono M Tr (Han).
 
 
“Lokasinya kan berada di komplek TNI, untuk itu kita menghadap pak Dandim dan mendapat respon dari beliau,” kata Tinus.
 
Tinus menjelaskan, untuk melakukan pengangkatan nisan eks bangunan kerkoff atau makam Belanda ini pihaknya menggandeng Tim Ahli Cagar Budaya (TACB).
 
Sementara, Ketua Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kabupaten Indramayu Dedy S Musashi menjelaskan sebelum dilakukan pengangkatan dan ekskavasi penyelamatan, tim akan membuat duplikatnya terlebih dahulu yang membutuhkan waktu selama sepekan.
Dedy yang juga seorang arkeolog ini menjelaskan teknis pengangkatan dilakukan dengan cara ekskavasi penyelamatan dan tetap memperhatikan struktur yang ada dibawahnya.
 
“Sebelum diangkat akan kita cek kondisi disekitarnya, apakah ada tinggalan lain dibawahnya. Dikhawatirkan didalam septi tank ini masih terdapat senjata atau mesiu yang sengaja dibuang di dalam septi tank,” jelas Dedy Musashi.
 
Setelah terangkat, nisan yang memiliki ornamen dan nama orang yang dimakamkan tersebut akan dibersihkan dan disimpan ditempat yang layak. Untuk penyimpanan, TACB Kabupaten Indramayu akan menyerahkan kepada Disparbud setempat.
 
 
“Sebaiknya disimpan di museum yang ada seperti Museum Bandar Cimanuk agar masyarakat mengetahui keberadaan masa Kolonial di Indramayu dari sebuah nisan tersebut,” kata arkeolog jebolan Universitas Udayana ini.
 
Dalam ekskavasi penyelamatan nanti Dispabud akan bekerjasama dengan TACB Indramayu, Kodim 0616 Indramayu dan Museum Bandar Cimanuk. (*)

indramayujeh

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Newsletter

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit.

762ba2bf06f1b06afe05db59024a6990

Recent News